Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Indonesia di Era Joko Widodo: Sanksi FIFA, Banjir Naturalisasi, dan Tragedi

22 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 22 Oktober 2024   07:26 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Presiden Joko Widodo kala merayakan gol Indonesia di ke gawang Thailand di Piala AFF 2022, 29 Desember 2022. (Agus Suparto via Kompas.com) 

Sayang, ketika ganti bertandang ke Bangkok, Indonesia kalah 0-2 yang mengakibatkan skor agregat menjadi 3-2 untuk keunggulan Thailand. Untuk kali kelima sepanjang sejarah Piala AFF, Tim Garuda harus puas hanya menjadi runner-up.

Era kepemimpinan Edy Rahmayadi juga ditandai dengan penunjukan Luis Milla sebagai pelatih timnas pada Januari 2017. Berbekal pengalaman memperkuat Barcelona, eks gelandang bertahan asal Spanyol tersebut membuat fans sepak bola Tanah Air terpesona oleh permainan Tim Garuda. 

PSSI membebankan target tinggi di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 kepada Luis Milla. Namun ia memulai kiprah dengan hanya mampu mempersembahkan medali perunggu SEA Games.

Setelah membawa Indonesia ke perdelapanfinal Asian Games 2018, Luis Milla memutuskan mundur. Ia merasa gagal karena lagi-lagi tak mampu mencapai target yang dibebankan PSSI, yakni mencapai semifinal.

Padahal performa Indonesia U23 pada event tersebut jauh dari kata buruk. Hansamu Yama Pranata, dkk. lolos ke perdelapanfinal sebagai juara Grup A, serta tersingkir hanya karena kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab.

Menutup tahun 2018, hasil minor kembali diraih timnas di ajang Piala AFF. Alih-alih menjadi juara sesuai harapan, Indonesia justru tersingkir dini di fase grup akibat mampu finish di peringkat keempat Grup B.

Tuan Rumah Piala Dunia U20

Edy Rahmayadi tak menyelesaikan kepemimpinannya. Demi mengikuti Pemilihan Kepala Daerah, ia mengundurkan diri pada 20 Januari 2019.

Joko Driyono yang merupakan Wakil Ketua Umum lantas ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas. Ironisnya, tak genap sebulan berselang Satgas Antimafia Bola menetapkan pria ini sebagai tersangka pengaturan skor di Liga Indonesia.

Joko Driyono ditangkap dan isu mafia skor di sepak bola nasional sempat menyeruak luas tahun itu. Namun topik ini kemudian redam secara perlahan oleh gegap gempita keberhasilan Indonesia menjuarai Piala AFF U22.

Berikutnya, kalangan komite eksekutif PSSI bergolak karena Gusti Randa yang naik sebagai pengganti Joko Driyono. Beberapa anggota Exco lantas mengadakan rapat dan memutuskan yang berhak menduduki jabatan Plt. Ketum adalah Iwan Budianto selaku pejabat Kepala Staf Ketua Umum.

20 Oktober 2019, Jokowi yang kembali memenangkan Pemilu dilantik sebagai Presiden RI untuk periode kedua. Pelantikannya diikuti kabar gembira bagi Indonesia berkat kinerja kesekretariatan PSSI yang dipimpin Ratu Tisha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun