Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelatih yang Layak Dilirik PSSI sebagai Pengganti Shin Tae-yong

22 November 2024   09:09 Diperbarui: 22 November 2024   09:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rentetan hasil tersebut membuat peringkat FIFA Tajikistan melesat naik. Bahkan peningkatannya sangat signifikan jika dihitung sejak awal Kualifikasi Piala Asia 2023, yakni dari 120 menjadi 106. Sounds familiar, huh?

Puncaknya, Tajikistan membukukan rekor lain dengan menembus perempatfinal Piala Asia. Mereka menjadi kuda hitam di Piala Asia 2023, padahal mengawali turnamen sebagai penghuni pot 4 yang berisi tim-tim berperingkat FIFA 100 lebih.

Antitesis STY

Tajikistan melaju ke fase gugur sebagai runner-up Grup A. Sebuah catatan luar biasa mengingat dalam tiga debutan di dua edisi sebelumnya selalu berakhir sebagai juru kunci di fase grup.

Pada edisi 2019, duo debutan Filipina dan Yaman berakhir di dasar klasemen akhir grup masing-masing dengan poin 0. Demikian pula Palestina yang merupakan debutan pada 2015.

Pencapaian Tajikistan menyamai prestasi Australia pada Piala Asia 2007. Bedanya, edisi itu masih diikuti 16 tim, sehingga fase gugur langsung masuk ke babak perempat final. Sedangkan Piala Asia 2023 diikuti 24 tim dan fase gugur diawali dengan babak 16 Besar.

Artinya, sekalipun sama-sama mencapai perempatfinal, catatan Tajikistan sejatinya lebih baik dari Australia di 2015. Sama halnya rekor Shin Tae-yong meloloskan Indonesia ke 16 Besar sebetulnya pernah digapai ketika Piala Asia masih diikuti 16 kontestan pada 2004 dan 2007.

Kendati demikian, Segrt tak menyombongkan pencapaian tersebut. Ketika dipastikan lolos ke fase gugur dan setelah itu mencapai perempatfinal, ia memuji kerja keras para pemainnya alih-alih menepuk dada sendiri.

Sedangkan saat kalah dari Qatar di partai kedua fase grup, juga disingkirkan Yordania di perempatfinal, ia meminta maaf dan berkata para pemainnya telah memberikan kemampuan terbaik. Tak lupa ia memuji tim lawan dan mengucapkan terima kasih kepada para pendukung.

Segrt juga sosok yang sangat percaya diri. Ini ditunjukkan olehnya dalam konferensi pers jelang laga pamungkas Grup A nan menentukan melawan Lebanon.

Usai moderator menutup sesi, Segrt menyempatkan diri berkata kepada para wartawan, "Semoga kita berjumpa lagi di sini." Ucapan yang kemudian menjadi kenyataan, sebab Tajikistan menang dramatis dan melaju ke 16 Besar.

Semua sikap Segrt selama Piala Asia 2023 membuat saya terkesan. Pasalnya, di ajang sama ada pelatih yang tak pernah menebar senyum dan berwajah cerah ceria saat konferensi pers. Auranya selalu muram, senada dengan jawaban-jawabannya yang kerap ambigu, selalu menyalahkan pihak lain, dan pada momen tertentu menyombongkan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun