Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelatih yang Layak Dilirik PSSI sebagai Pengganti Shin Tae-yong

22 November 2024   09:09 Diperbarui: 22 November 2024   09:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

November 2015, Segrt memberanikan diri menangani timnas dengan mengiyakan tawaran federasi sepak bola Afghanistan (AFF). Hasilnya adalah sebuah era terbaik sepanjang sejarah sepak bola negeri yang kerap dilanda konflik tersebut.

Bagaimana tidak? Tahun itu Segrt membawa Afghanistan ke final SAFF Cup--selevel Piala AFF di Asia Tenggara--dengan catatan mentereng: hanya kalah sekali di final melawan India. Itupun setelah melalui babak ekstra alias dalam 120 menit.

Oya, Afghanistan sebetulnya anggota Federasi Sepak Bola Asia Tengah (CAFA). Mereka berpartisipasi di SAFF Cup 2015 sebagai tim tamu.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2018, dari tiga pertandingan sisa Segrt hanya kalah sekali dari Jepang dan memenangkan dua lainnya. Puncaknya, ia membuat rekor bagi Afghanistan dengan membawa pasukannya melaju hingga ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2019.

Itu kali pertama Afghanistan melaju jauh di Kualifikasi Piala Asia. Padahal sebelum-sebelumnya tim berjuluk Singa-Singa Khurasan bahkan tak pernah masuk kualifikasi utama, selalu saja mentok di turnamen penyisihan (preliminary) bertajuk AFC Challenge Cup.

Oya, sekadar informasi, Segrt dua kali sukses meredam Vietnam-nya Park Hang-seo di Kualifikasi Piala Asia 2019. Pertemuan pertama berakhir imbang 1-1, lalu perjumpaan kedua di My Dinh Stadium berujung tanpa gol--hal yang tidak bisa dilakukan STY.

Sayangnya, lagi-lagi secara mengejutkan Segrt dipecat dari posisinya pada 2016.

Pemberi Gelar bagi Maladewa

Setelah menganggur selama sekitar 1,5 tahun, pada Maret 2018 Segrt meneken kontrak berdurasi dua tahun dengan Federasi Sepak Bola Maladewa (FAM). Kerja sama ini membuatnya kembali mengadu taktik di ajang  SAFF Cup.

Segrt bahkan langsung bertemu dengan India, tim yang tak mampu ia taklukkan di partai final edisi sebelumnya bersama Afghanistan, di fase grup. Hasilnya lagi-lagi sebuah kekalahan, malah kali itu tanpa mampu membuat gol balasan.

Namun keberuntungan memayungi Segrt. Hasil imbang 0-0 melawan Sri Lanka, yang diikuti pengundian dengan koin untuk menentukan runner-up Grup B, mengantar Maladewa ke semifinal.

Lawan yang menunggu di semifinal adalah Nepal, juara Grup A. Segrt berhasil memotivasi anak-anak asuhannya agar tampil sebaik mungkin, sehingga mengakhiri pertandingan dengan skor 3-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun