Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sederet Pelajaran Berharga dari Kandang Bahrain

11 Oktober 2024   13:45 Diperbarui: 11 Oktober 2024   14:50 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi para pemain seusai pertandingan menunjukkan jika mereka sangat menginginkan kemenangan. Mereka tak mau keunggulan yang mati-matian dijaga sirna begitu saja saat wasit meniup peluit panjang.

Dari sini tergambar jika sebetulnya para pemain menyadari mereka tak bermain baik.. Sebagai pesepak bola profesional tentulah mereka tahu siapa yang lebih unggul di sepanjang pertandingan dan layak menang.

Jika melihat cara mereka bermain di atas lapangan, saya rasa Jay Idzes, dkk. paham bahwa hasil seri sudah sepantasnya disyukuri. Ketika kemudian permainan di bawah standar itu nyaris membuahkan kemenangan, tentu saja mereka berusaha mempertahankannya mati-matian.

Eh, ndilalah batal menang. Muntablah mereka semua. 

Maka, saya harap mulai pertandingan berikutnya STY berani keluar dari zona nyaman. Alih-alih berharap menang dengan permainan cenderung bertahan, mengapa tidak merencanakan strategi untuk meraih kemenangan sejak awal?

Sekali lagi saya bisa mengerti jika sikap defensif itu diterapkan kala menghadapi Arab Saudi, Australia apalagi Jepang. Namun melawan Tiongkok di Qingdao, 15 Oktober nanti, masa iya tidak berani keluar dan menekan?

Talang Datar, 11 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun