Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sederet Pelajaran Berharga dari Kandang Bahrain

11 Oktober 2024   13:45 Diperbarui: 11 Oktober 2024   14:50 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun jika sepanjang injury time banyak terjadi pelanggaran, tim medis masuk lapangan, ada pergantian pemain, maupun selebrasi gol, wasit diperbolehkan memperpanjang pertandingan melebihi waktu yang semula diberikan.

Hal ini sebagaimana diatur dalam Laws of the Game yang menjadi panduan dasar aturan sepak bola dunia di bawah FIFA. Ketentuan soal injury time atau additional time ini tercantum dalam Law 7 (The Duration of Match), butir 3 (Allowance for time lost).

The fourth official indicates the minimum additional time decided by the referee at the end of the final minute of each half. The additional time may be increased by the referee but not reduced.” Demikian bunyi paragraf 2 butir tersebut. 

Wasit hanya boleh mengakhiri pertandingan sebelum injury time habis jika memang ada alasan logis. Misalnya, tim yang sedang tertinggal amat sangat tidak mungkin mengejar skor. Atau para pemain sudah sangat kelelahan sehingga lebih baik laga diakhiri ketimbang banyak yang menderita cedera.

Satu-satunya penanda final bahwa pertandingan berakhir adalah ketika wasit meniup peluitnya dua kali panjang-panjang. Sebelum itu terjadi, para pemain harus tetap fokus pada apa yang sedang mereka perjuangkan.

Karena itu saya sangat setuju jika ada yang menyatakan bahwa seharusnya para pemain Indonesia mengulur-ulur waktu saja ketika tengah mendapatkan bola di pengujung injury time babak kedua. Seingat saya ada dua momen begini yang terjadi di menit-menit akhir, tetapi dibuang begitu saja.

Kenapa tidak menahan bola selama mungkin di area lawan? Entah dengan memain-mainkannya di sudut lapangan atau boleh juga dengan memantul-mantulkannya ke tubuh pemain Bahrain.

Ketika bola keluar lapangan dan kita mendapat lemparan ke dalam, ulangi polanya sampai wasit meniup peluit akhir. Bukan malah langsung mengeksekusi si kulit bundar yang berakibat penguasaan berbalik kepada lawan dan berujung gol penyama skor.

Hormati Semua Lawan

Dalam konferensi pers prapertandingan yang digelar pada Rabu (9/10/2024), ada satu pertanyaan menarik yang diajukan jurnalis Bahrain. Ia mempertanyakan kepada Shin Tae-yong, kenapa para pemain Indonesia terlihat santai dan cenderung main-main saat menjalani latihan?

Sebagaimana kita ketahui bersama, momen-momen dalam sesi latihan Jay Idzes, dkk. memang rutin dibagikan di media sosial oleh ofisial timnas. Agaknya jurnalis tadi mengamati setiap unggahan, lalu menyimpulkan jika Indonesia tidak menganggap serius laga melawan Bahrain.

Sayangnya, STY menanggapi pertanyaan tersebut juga secara santai, bahkan hanya dengan satu kalimat. Katanya, suasana latihan memang sengaja dibuat menyenangkan agar para pemain tidak tegang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun