Reaksi para pemain seusai pertandingan menunjukkan jika mereka sangat menginginkan kemenangan. Mereka tak mau keunggulan yang mati-matian dijaga sirna begitu saja saat wasit meniup peluit panjang.
Dari sini tergambar jika sebetulnya para pemain menyadari mereka tak bermain baik.. Sebagai pesepak bola profesional tentulah mereka tahu siapa yang lebih unggul di sepanjang pertandingan dan layak menang.
Jika melihat cara mereka bermain di atas lapangan, saya rasa Jay Idzes, dkk. paham bahwa hasil seri sudah sepantasnya disyukuri. Ketika kemudian permainan di bawah standar itu nyaris membuahkan kemenangan, tentu saja mereka berusaha mempertahankannya mati-matian.
Eh, ndilalah batal menang. Muntablah mereka semua.Â
Maka, saya harap mulai pertandingan berikutnya STY berani keluar dari zona nyaman. Alih-alih berharap menang dengan permainan cenderung bertahan, mengapa tidak merencanakan strategi untuk meraih kemenangan sejak awal?
Sekali lagi saya bisa mengerti jika sikap defensif itu diterapkan kala menghadapi Arab Saudi, Australia apalagi Jepang. Namun melawan Tiongkok di Qingdao, 15 Oktober nanti, masa iya tidak berani keluar dan menekan?
Talang Datar, 11 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H