Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Aksi Indonesia di Piala Asia Junior

30 September 2024   16:25 Diperbarui: 30 September 2024   16:37 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa daya, Cesar Payovich gagal mengemban misi lolos ke putaran final. Setelah pada edisi 2010 kalah bersaing dari Vietnam dan Malaysia, dua tahun berselang hanya nyaris lolos karena kalah produktivitas gol dari Tiongkok yang keluar sebagai juara grup.

PSSI lantas kembali mempercayakan pelatih lokal. Terlebih nama Indra Sjafri tengah naik daun usai menghadirkan gelar juara Piala AFF U19 di tahun 2013. Gelar pertama Indonesia di level Asia Tenggara usai medali emas SEA Games 1991.

Coach Indra sukses menunaikan kewajiban. Indonesia dibawanya lolos ke Piala Asia U19 2014, salah satunya dengan mengalahkan Korea Selatan dengan skor ketat 3-4.

Kelolosan tersebut disambut dengan target tinggi oleh pengurus PSSI. Malah boleh disebut target mahatinggi, yakni melaju hingga semifinal demi mengamankan tiket Piala Dunia u20.

Apa daya, Indonesia justru (lagi-lagi) babak belur di fase grup putaran final. Evan Dimas, dkk. dihajar Uzbekistan (1-3), Australia (0-1) dan Uni Emirat Arab (1-4). Asa lolos ke Piala Dunia U-2o pun kandas.

Meski demikian, kelolosan di edisi 2014 tersebut menghadirkan tren baru. Sejak itu, Indonesia selalu lolos ke putaran final Piala Asia Junior, yang belakangan berubah nama menjadi Piala Asia U20.

Satu-satunya absensi Indonesia terjadi di tahun 2016, masa-masa di mana PSSI kena sanksi FIFA akibat perseteruan dengan Kemenpora. Setelah itu, Garuda Muda selalu berpartisipasi dengan diawali sebagai tuan rumah edisi 2018.

Walaupun lolosnya tanpa kualifikasi, Indonesia dapat melaju ke fase gugur. Kelolosan ini ditandai dengan pertandingan heroik melawan Qatar, di mana Garuda Muda dapat mengubah ketertinggalan 1-6 menjadi 5-6.

Tahun 2020, giliran Fachry Husaini yang meloloskan Indonesia ke putaran final. Kelolosan yang diwarnai hasil imbang melawan Korea Utara. Sayang, turnamen dibatalkan menyusul pandemi Covid-19.

Indonesia kembali lolos ke putaran final pada edisi berikutnya. Lolos sebagai juara Grup F usai mengalahkan Timor Leste, Hong Kong dan Vietnam di kualifikasi. Catatan tersebut dibarengi rekor pribadi Shin Tae-yong, yakni kali pertama bisa mengalahkan Vietnam sejak ditunjuk sebagai pelatih Indonesia.

Di putaran final, STY nyaris membawa Indonesia ke fase gugur. Sayang, Garuda Muda gagal melaju setelah kalah head-to-head sekaligus selisih gol dari Irak yang sama-sama meraih 4 poin (hasil 1 kemenangan atas Suriah dan imbang melawan tuan rumah Uzbekistan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun