Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Aksi Indonesia di Piala Asia Junior

30 September 2024   16:25 Diperbarui: 30 September 2024   16:37 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final ulangan edisi 1961 terjadi, yakni Indonesia melawan Burma. Namun keadaan sudah berubah jauh dan Garuda Muda kalah telah tiga gol tanpa balas.

Semakin Tertinggal

Memasuki era 70-an, terlihat bagaimana sepak bola kita tertinggal oleh negara-negara lain. Bahkan yang baru mengikuti Piala Asia Junior. Tim-tim yang sebelumnya bisa dikalahkan, berubah menjadi batu sandungan tak terlewati.

Dari 7 partisipasi sepanjang 1971-1978, Indonesia selalu mentok di perempatfinal. Menariknya, yang menjadi penghalang selalunya Korea, baik Korea Selatan (1972 dan 1976) maupun Korea Utara (1978).

Tahun 1980, Piala Asia Junior untuk kali pertama digelar dwitahunan. Kali pertama pula ada kualifikasi bagi calon kontestan, tidak lagi langsung ke putaran final seperti sebelum-sebelumnya.

Mengingat sepak bola nasional semakin mundur alih-alih berkembang, tidak sekalipun Indonesia berhasil lolos kualifikasi dalam tiga edisi berturut-turut. Alhasil tak ada nama Indonesia dalam daftar kontestan Piala Asia Junior 1980, 1982 dan 1985.

Indonesia baru bisa ke putaran final lagi di tahun 1986, tetapi langsung babak belur di fase grup. Jadi juru kunci Grup A setelah kalah dari tuan rumah Arab Saudi dan Qatar, serta hanya bisa imbang melawan India.

Tahun 1988 kembali tidak lolos kualifikasi. Lalu edisi berikutnya jadi kontestan, tetapi karena menjadi tuan rumah. Dan lagi-lagi babak belur di fase grup, selalu kalah dari Qatar, Korea Utara dan India.

Cerita sama berulang lagi. Di mana Indonesia tidak lolos kualifikasi pada edisi 1992, lalu menjadi kontestan sebagai tuan rumah edisi 1994. Namun kali ini dengan pencapaian lebih baik, yakni menduduki peringkat ketiga Grup A di bawah Suriah dan Irak.

Setelah itu, Indonesia selalu absen dari Piala Asia Junior yang telah berubah nama menjadi Piala Asia U19. Berturut-turut pada 1996, 1998, 2000 dan 2002. Kegagalan di tahun 2002 paling menyakitkan, sebab hanya kalah produktivitas gol dari Thailand yang keluar sebagai juara Grup 9.

Indonesia akhirnya kembali berpartisipasi di edisi 2004, setelah menjuarai Grup K dalam Kualifikasi. Namun kisah babak belur di putaran final lagi-lagi terulang, kali ini dihajar Qatar (0-1), Tiongkok (1-5) dan Iran (2-6).

Tradisi Baru

Absensi di edisi 2006 dan 2008 membuat PSSI menunjuk pelatih asing untuk menangani tim yunior. Sosok yang dipercaya federasi kala itu adalah Cesar Manuel Payovich Perez, mantan bek asal Uruguay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun