Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memahami Perbedaan Naturalisasi, Keturunan dan Diaspora

17 September 2024   05:25 Diperbarui: 17 September 2024   22:14 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rafael Struick (kanan) adalah pemain keturunan Indonesia yang dinaturalisasi dan kini tengah berdiaspora. FOTO: X/afcasiancuo

Perbedaan lain, Özil mengawali karier sepak bola di Jerman. Dimulai di Westfalia 04 Gelsenkirchen, sampai kemudian membela Werder Bremen sebelum direkrut Real Madrid.

Begitu juga Mbappe. Betul ia beretnis Afrika karena ayahnya seorang Kamerun dan ibunya seorang Aljazair, tetapi ia lahir dan mulai bermain bola di Prancis. Ia warga negara Prancis sejak lahir, juga hasil pembinaan FFF (PSSI-nya Prancis).

Bukayo Saka, Nico Williams dan Yamine Lamal pun demikian. Mereka lahir di negara yang timnasnya dibela, sudah menjadi warga negara setempat sejak lahir sekalipun keturunan Afrika. Lalu dari kecil mereka bermain sepak bola di negara bersangkutan, merupakan hasil pembinaan federasi tempatan.

Yang kasusnya mirip Özil, dkk. itu malah Tan Liong Houw, Liem Soen Joe dan Arnold van der Vin. Mereka adalah WNI keturunan Tionghoa dan Belanda yang lahir, besar, serta merintis karier sepak bola di Indonesia, untuk kemudian menjadi andalan Tim Garuda era 1950-an hingga 1970-an.

Adapun yang serupa Pattynama, Oratmangoen, Rafael dan Shandy di timnas Indonesia adalah Jorginho yang turut membantu Italia menjuarai Euro 2020 lalu. Juga Mauro Camoranesi (Italia era 2000-an) dan Yashimura Daishiro (Jepang era 1960-an). Mereka sama-sama pemain keturunan yang kemudian dinaturalisasi karena berstatus WNA.

Praktik yang dilakoni Indonesia sebetulnya lebih pas disandingkan dengan Maroko. Bedanya, federasi sepak bola Maroko (FRMF) tak perlu menaturalisasi Hakim Ziyech, Achraf Hakimi, dll. karena Kerajaan Maroko mengakui dual citizenship.

Artinya, sejak awal Ziyech dan Hakimi adalah warga negara Maroko sekalipun lahir dan besar di luar negeri. Beda banget sama Pattynama, Oratmangoen, dkk. yang warga negara Belanda sebelum diindonesiakan oleh PSSI.

Jadi, sudah tahu ya apa bedanya pemain naturalisasi, pemain diaspora, pemain keturunan serta berbagai turunannya? Juga apa perbedaan kehadiran deretan pemain bule di timnas Indonesia dengan wajah-wajah Afrika di Prancis, Inggris dan Spanyol?

Talang Datar, 15 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun