Tampilnya Ragnar Oratmangoen dan Witan Sulaiman mengapit Rafael Struick memberi kesan Indonesia menampilkan tiga penyerang. Padahal yang diplot sebagai striker hanya Rafa, sedangkan Ragnar dan Witan lebih banyak beroperasi di lini tengah.
Skema sama sepertinya bakal kembali dimainkan STY guna meredam Australia. Kalaupun ada perubahan, itu hanya berupa rotasi pemain dan bukan pergantian strategi.
Untuk memaksimalkan poin kedua, yakni permainan agresif menjurus provokatif, Coach Shin dapat menurunkan Justin Hubner. Gennaro Gattuso-nya timnas ini tak tampil di Jeddah karena mendapat hukuman akumulasi kartu kuning.
Selain Justin, ada Ragnar yang sudah menunjukkan jika ia bisa jadi pemancing emosi lawan. Thom Haye dan Calvin Verdonk juga punya bakat serupa, tinggal pintar-pintar saja memaksimalkannya.
Cuma para penggawa Garuda harus bermain cantik. Pelanggaran demi pelanggaran mustilah dilakukan secara elegan agar tak mendapat hujan kartu dari wasit.
Mengenai poin ketiga, sayangnya, ini masalah yang belum juga bisa dibenahi STY sampai saat ini. Sekalipun ia sudah mendatangkan asisten pelatih yang dikhususkan untuk meningkatkan performa para penyerang kita.
Indonesia seharusnya dapat membawa pulang kemenangan dari Jeddah. Skornya bisa 2-1 bahkan 3-1, andaikan para pemain menunjukkan penampilan efektif kala mendapatkan peluang bagus dari situasi serangan balik.
Namun mudah-mudahan saja peluang-peluang emas yang tersia-sia di pertandingan melawan Arab Saudi dijadikan pelajaran berharga oleh Jay Idzes, dkk. Jangan sampai mereka mengulangi lagi, kecuali hanya merasa puas kembali mendapat poin satu.
Menarik dinantikan, mampukah Indonesia mengulang kemenangan atas Australia pada 43 tahun lalu?
Talang Datar, 10 September 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H