Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Momen Indonesia "Kalahkan" Libya dan Jadi Juara

1 Januari 2024   19:59 Diperbarui: 2 Januari 2024   17:00 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua Indonesia bertemu di semifinal, dimenangkan oleh tim senior dengan skor tipis 1-0. Sementara di semifinal lainnya, Libya U-23 mengalahkan Myanmar 5-3.

Alhasil, Indonesia senior melaju ke final untuk melawan Libya U-23. Inilah yang kelak tercatat sebagai final memalukan sekalipun berujung gelar juara.

Memerhatikan nama-nama pencetak gol yang tadi saya sebutkan, mudah diketahui jika timnas kala itu menampilkan kekuatan penuh. Ada Bambang dan Budi di depan, lalu ada Charis di belakang.

Toh, ternyata Indonesia tak berkutik di hadapan Libya. Jangan lupa, ini Libya U-23, lo. Bukan tim seniornya.

Babak pertama berakhir 1-0 untuk keunggulan Libya U-23. Tim undangan dari Afrika ini bahkan sudah menjebol gawang Indonesia pada menit ke-13.

Keanehan terjadi ketika babak kedua hendak dimulai. Para pemain dan ofisial Libya tak kunjung memasuki lapangan, sehingga Indonesia dan perangkat pertandingan terpaksa menunggu.

Tunggu punya tunggu, hingga lebih 15 menit berselang Libya tak jua muncul. Sesuai rule of the game, Indonesia dihadiahi kemenangan walk-out plus tiga gol sehingga memenangkan pertandingan dengan skor akhir 3-1.

Mengaku Ditinju dan Diancam

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Libya memilih tak melanjutkan pertandingan?

Tak ada keterangan resmi baik dari penyelenggara pertandingan maupun ofisial kedua tim. Namun kasak-kusuk beredar luas di kalangan jurnalis yang meliput kompetisi tersebut.

Salah satunya diceritakan oleh Miftakhul FS dalam buku Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut (Fandom Indonesia, 2016). Bambang memberikan kata pengantar untuk buku ini, memberi kesan jika cerita Miftakhul memang benar adanya.

Dalam buku tersebut dikisahkan, Libya mogok main karena ada satu insiden di lorong ruang ganti. Peristiwanya tidak main-main, di mana pelatih Gamal Adeen Abu Nowara mengaku dipukul oleh salah satu ofisial tim Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun