Okelah, saya buka saja: Piala Kemerdekaan 2008. Kejuaraan yang tak ubahnya turnamen tujuhbelasan atau agustusan.
Saya sebut turnamen tujuhbelasan karena memang Piala Kemerdekaan 2008 digelar untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Di bulan Agustus.
Alih-alih menguji timnas dengan lawan-lawan tangguh, ajang ini justeru mengundang tamu tim-tim gurem Asia Tenggara. Ada Myanmar, Kamboja, lalu klub Duli Pengiran Muda Mahkota FC (DPMM FC) sebagai perwakilan Brunei.
Kalau ada yang layak disebut tim tangguh, maka hanya Libya satu-satunya. Itupun yang datang (atau memang yang diundang?) tim U-23, bukan tim senior.
Indonesia sendiri sebagai tuan rumah menurunkan dua tim sekaligus. Tim senior dan tim U-21.
Hasil undian menempatkan timnas Indonesia bersama Myanmar dan Kamboja di Grup B. Sedangkan tim U-21 di Grup A bersama DPMM FC dan Libya U-23.
Menang Jadi Arang
Mudah ditebak, Indonesia mendominasi Grup B dengan rekor mencolok. Tim asuhan (kala itu) Benny Dollo menyapu bersih semua pertandingan dengan kemenangan telak.
Pada pertandingan pertama, Kamboja dihajar tujuh gol tanpa balas. Budi Sudarsono mencetak empat gol, lalu tiga lainnya disumbangkan Bambang Pamungkas, Ilham Jayakesuma dan Charis Yulianto.
Lalu di pertandingan berikutnya giliran Myanmar yang dihajar. Skornya "cuma" 4-0, di mana Arif Suyono mencetak brace dan dua gol lain disumbang Budi dan Bambang.
Di Grup A, Indonesia U-21 hanya bisa menang 2-0 atas DPMM FC sebelum kemudian dibantai Libya U-23 dengan skor 1-4. Namun demikian Garuda Yunior berhak melaju ke semifinal sebagai runner-up grup.