Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Momentum Hentikan Polarisasi STY Vs Indra Sjafri

2 Oktober 2023   11:13 Diperbarui: 3 Oktober 2023   12:22 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Indra Sjafri lebih berkilau lagi. Prestasi terbaru pria kelahiran Batang Kapas, Sumatera Barat, ini adalah meraih medali emas SEA Games 2023.

Jauh sebelumnya, Coach IS juga pernah mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-23 di tahun 2019. Ketika itu namanya masih AFF U-22 Championship. Jangan lupakan pula trofi pertama Indra Sjafri, yakni Piala AFF U-19 di tahun 2013.

Polarisasi Dua Kubu

Sejak lontaran local pride itu terjadi, polarisasi di kalangan penyokong timnas terlihat jelas di media sosial.

Kubu pertama pro-naturalisasi pemain keturunan dengan STY sebagai ikonnya. Sedangkan kubu kedua anti-naturalisasi dan lebih suka memaksimalkan pemain lokal, dengan Indra Sjafri sebagai ikon.

Tak hanya kalangan suporter, para pengamat pun tampak terbelah pendapatnya. Justin Laksana disebut-sebut sebagai pendukung kuat STY dengan deretan pemain naturalisasinya, lalu Tommy Welly dan Akmal Marhali di kubu lainnya.

Dalam tubuh komite eksekutif PSSI pun rupanya terjadi perbedaan pendapat mengenai program naturalisasi pemain. Ini seperti dikatakan Hasan Abdulgani dalam obrolan di kanal Lensa Olahraga yang videonya dapat disaksikan di bawah.


Di Asian Games yang baru lalu, keputusan Indra Sjafri yang sama sekali tidak memainkan George Brown menegaskan anggapan terhadap dirinya yang seakan pantang memakai pemain berdarah campuran, apalagi hasil naturalisasi. Buktinya hanya Brown seorang anggota skuat Asian Games 2022 yang tak pernah bermain selama di Hangzhou.

Eh, ndilalah penampilan Indonesia hancur-hancuran. Bahkan kemenangan 2-0 atas Kyrgyzstan di partai pertama fase grup sekalipun, performa Garuda Muda tidaklah bagus.

Dua gol yang tercipta dalam kemenangan itu tidak lahir dari skema serangan yang rapi dan kompak. Melainkan aksi individu Ramai Rumakiek dan kemudian kecerdikan Hugo Samir memanfaatkan kesalahan lawan.

Akibatnya, ketika kemudian menghadapi Taiwan yang bermain rapat, Indonesia kesulitan membuat peluang. Hal sama terulang pada pertandingan melawan Korea Utara dan Uzbekistan.

Jadilah netizen merujak Coach Indra dan plesetan lokal pret kembali bergema di media sosial.

Perdebatan yang Tak Perlu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun