Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Obituari Paul Cummings, Pelatih Inggris yang Cinta Mati Indonesia

21 September 2023   10:53 Diperbarui: 21 September 2023   13:46 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai gelaran PON yang membuatnya garuk-garuk kepala dengan sepakbola Indonesia, Paul kembali menangani Persiwon. Sampai tragedi besar itu terjadi: dualisme liga sekaligus dualisme PSSI.

Gonjang-ganjing di Jakarta membuat jalannya kompetisi tak menentu. Persiwon yang baru saja menuntaskan putaran Divisi I di Banyuwangi memilih bermarkas di Malang demi penghematan.

Sayangnya, hingga berbulan-bulan kemudian tak kunjung ada kejelasan kapan kompetisi kembali bergulir. Persiwon terdampar di Malang selama delapan bulan lebih, dengan segala pengeluaran tim ditalangi Paul.

Alih-alih mendapat ganti, manajemen klub malah memecat Paul secara sepihak. Gajinya yang tertunggak selama 10 bulan juga tak dibayar.

Sakit Menahun dan Akhir Hayat

Kembali ke Papua, lagi-lagi Paul mendapati rumahnya telah rata dengan tanah akibat dijarah. Ketika memutuskan membangun rumah di Malang, ia kena kerjai habis-habisan.

Dimulai dari harga tanah yang didongkrak hingga tiga kali lipat, sampai jasa kontraktor yang juga di luar kelaziman padahal kualitas bangunan hancur-hancuran.

Apa boleh buat, Paul sudah kadung cinta mati pada Indonesia. Sekalipun terus-menerus mendapat perlakuan tidak mengenakkan, ia tetap berpikir positif terhadap negara dan bangsa ini.

Sebuah kepercayaan yang tidak salah. Setidaknya menjelang akhir hayat ia mendapat uluran tangan tak terhingga dari komunitas sepak bola nasional.

Dimulai dari impiannya menyaksikan Liverpool FC, klub idolanya, bertanding secara langsung di stadion. Keinginan itu terwujud di tahun 2013, ketika LFC melakukan tur ke Jakarta.

Adalah detikSport dengan dibantu Aremania yang mewujudkan impian Paul. Lelaki murah senyum itu diberangkatkan ke Jakarta dan ditempatkan di tribun Stadion Utama GBK pada 20 Juli 2013.

Setelah itu, kisah hidup Paul banyak menghiasi pemberitaan. Menteri Pemuda dan Olahraga (waktu itu) Imam Nahrawi menyempatkan datang menjenguknya ketika ada agenda kunjungan ke Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun