Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Obituari Paul Cummings, Pelatih Inggris yang Cinta Mati Indonesia

21 September 2023   10:53 Diperbarui: 21 September 2023   13:46 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Total tujuh tahun Paul membesut PSBL. Durasi kerja yang sangat tidak lazim mengingat pada masa itu umumnya pelatih klub hanya diberi kontrak tahunan.

Paul datang ke Lampung pada 1991. Kepercayaan penuh Poedjono ia bayar tuntas dengan membawa PSBL meraih tiket promosi ke Divisi Utama pada 1996.

Tak cukup sampai di sana, Paul berhasil mempertahankan PSBL di kasta tertinggi. Laskar Radin Inten selalu finish di papan tengah klasemen Wilayah Barat.

Tak Putus Dirundung Malang

Sayang, krisis moneter yang meluas menjadi krisis kepemimpinan membuat situasi di Jakarta dan beberapa kota di Jawa mencekam. Keadaan tak kondusif ini mengharuskan liga berhenti.

Nasib Paul ikut terkena imbas krisis. Dengan alasan penghematan, kontraknya dengan PSBL diputus. Paul kembali menjadi pengangguran sepak bola.

Semenjak itu, kemalangan demi kemalangan terus menimpa Paul. Jalan hidupnya bak judul sebuah novel lawas karya Sutan Takdir Alisyahbana, Tak Putus Dirundung Malang.

Demi mengisi kekosongan, Paul menggunakan tabungannya untuk merintis usaha kecil-kecilan di obyek wisata Pantai Sari Ringgung. Kini pantai tersebut masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran.

Paul membeli selusin perahu dan menyewakannya secara harian. Ia juga membuka warung sederhana yang menyediakan kopi hingga mi instan. Rupiah demi rupiah ia kumpulkan sebagai penghasilan.

Malang, usaha tersebut dirusuhi preman. Warung Paul terus-terusan didatangi pemalak. Jika ia menolak memberi uang, perahu-perahunya dirusak. Hewan-hewan piaraannya pun diracun.

Puncak kemalangan Paul di Lampung terjadi pada 27 Juli 2001. Ketika itu ia tengah berbelanja di sebuah toko grosir di Bandar Lampung. Kulakan untuk kebutuhan warungnya di Sari Ringgung.

Ketika ia datang, segerombolan preman bersenjata tengah memalak pemilik warung. Malang bagi Paul, ia yang tak tahu apa-apa tahu-tahu saja ikut diserang preman sehingga mengalami beberapa luka tusuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun