Lalu ada nama Hendra Adi Bayauw. Sama halnya Ilham, pemain yang musim lalu memperkuat Bali United FC ini telah lama malang melintang di Liga 1. Bahkan pernah berseragam timnas dari level U-16 hingga senior.
Malut United FC juga punya striker berpengalaman Derrick Sasraku yang baru saja bergabung. Penyerang asal Ghana ini sempat merumput di Eropa, juga membela klub top Tunisia yang pernah merajai kawasan Afrika Utara: Club Africain.
Dengan deretan pemain berpengalaman dan ditangani pelatih bernama besar, tidak heran jika Malut United FC mematok target tinggi: promosi ke Liga 1 secepatnya.
Selain berjuang di atas lapangan, manajemen Malut United FC menempuh 'jalur langit' untuk mewujudkan target itu. Pekan terakhir Agustus lalu, manajemen klub memberangkatkan orang tua seluruh pemain ke Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, untuk menjalani ibadah umrah.
Klub Siluman
Jujurly saya sempat sangat lama tidak mengikuti sepakbola nasional. Liga 1 saja jarang saya tonton dan juga ikuti beritanya, apatah lagi liga-liga di bawahnya.
Karena itu mulanya saya pikir Malut United FC adalah klub asli Maluku Utara yang promosi ke Liga 2 musim ini. Namun setelah saya cek, ternyata tidak ada nama tersebut dalam daftar kontestan Liga 3 musim sebelumnya.
Artinya, keikut-sertaan klub ini di Liga 2 2023-24 tidak berasal dari jalur promosi.
Degradasi dari Liga 1, mungkin? Duga saya lagi. Dugaan penuh rasa ragu yang langsung saya buang jauh-jauh, sebab musim lalu Liga 1 berjalan tanpa degradasi.
Lagipula, walau jarang menyaksikan Liga 1 saya tahu betul sudah sangat lama tidak ada representasi Maluku Utara--pun Maluku--di kasta tertinggi liga Indonesia. Tepatnya sejak Persiter Ternate menghilang dari peredaran.
Lantas, bagaimana bisa klub yang semula tidak ada di Liga 3 maupun di jenjang manapun tahu-tahu saja muncul sebagai kontestan Liga 2?
Inilah contoh dari apa yang dinamakan sebagai klub siluman. Istilah tersebut dibuat oleh netizen suporter sepakbola Tanah Air untuk menyebut sebuah klub baru yang sejatinya adalah klub lama.