Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Bule Amerika Menuduh Saya "Terlibat" Tragedi 9/11

11 September 2022   22:22 Diperbarui: 11 September 2022   22:31 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Reuters/Sean Adair

Saya benar-benar tidak mengerti ke mana arah pembicaraan si pemuda AS itu tadi. Sampai kemudian dia menambahkan ucapan, yang membuat saya semakin tidak habis pikir.

"You're a Muslim, right? So, I think you must be happy...."

Ah, oke, barulah saya paham apa maksud si pemuda AS ini.

Rupanya bule Amrik ini berpikir, kalau Muslim sudah pasti pendukung Al-Qaeda. Maka, pastilah bakal mendukung apa yang dilakukan gerombolannya Osama bin Laden tersebut. Paling tidak merasa ikut senang jika serangan mereka berhasil. Sebuah bentuk keterlibatan secara emosional.

Padahal siapalah saya. Saat itu Eko Nurhuda hanyalah seorang remaja yang belum genap 20 tahun. Sedang berhasrat menjadi pemandu wisata seperti mentor dan senior saya, Pak Murtejo dan Mas Yusuf.

Saya memang gemar membaca sejak kecil, termasuk buku-buku dan majalah agama. Namun bacaan paling favorit bagi saya pada masa-masa itu adalah sejenis Supernova, Saman, dengan serial Wiro Sableng sebagai selingan.

Eh, lha kok, ada seorang bule Amrik yang baru saja saya temui (tak sampai 15 menit!) sudah menuduh saya 'terlibat' dengan aktivitas Al-Qaeda. Ya, terlibat secara emosional dengan cara ikut senang saat serangan teror berhasil. Andai saja bule itu tahu saya bahkan (maaf, ini memalukan sebetulnya) belum tertib salat 5 waktu ketika itu.

Jelas saja saya langsung merasa tidak nyaman. Saya merasa tidak perlu lagi meladeni ucapan pemuda bule tersebut, sehingga memilih pergi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Bule gila!

Catatan: Di bawah ini foto saya semasa magang di Candi Prambanan. Dijepret oleh seorang teman bernama Katamso.

FOTO: Dokumentasi pribadi
FOTO: Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun