Artinya, Sultan Zainal Abidin Syah lebih condong untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Sebuah sikap yang membuat Belanda terancam kehilangan klaim sejarah atas Papua Barat. Pasalnya, sejak sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, wilayah Papua Barat berada dalam naungan Kesultanan Tidore.
Senada dengan junjungan mereka, pemuda-pemudi Tidore pun menunjukkan sikap sama. Diam-diam, sekelompok pemuda Mareku nan pemberani merancang satu aksi heroik. Mereka ingin mengirim pesan pada NICA bahwa Tidore adalah Indonesia.
Salah satu pemuda itu bernama Dullah. Warga Mareku hingga kini mengenang beliau sebagai Tete Dullah, di mana 'tete' berarti 'kakek'. Dullah lantas mendatangi Amina Sabtu, sepupunya yang seorang gadis berusia 18 tahun, dan meminta dijahitkan sebuah bendera merah putih.
Saya lagi-lagi beruntung pernah bertemu dan mewawancari mendiang Nenek Amina semasa beliau hidup untuk menggali peristiwa ini. Kepada saya, mendiang mengaku sebetulnya takut melakukan apa yang diminta Dullah. Namun Dullah berhasil meyakinkan Amina dan jadilah selembar bendera merah putih.
Dullah membawa bendera hasil jahitan tersebut kepada rekan-rekannya. Rencananya mereka hendak mengibarkan bendera tersebut di Dermaga Residen di Ternate. Sebuah pernyataan pada dunia bahwa Tidore adalah wilayah Indonesia.
Tanjung Mafutabe
Maka mereka pun menyeberang ke pulau sebelah. Namun niat tadi harus dibatalkan karena ternyata di sana banyak tentara NICA berjaga-jaga. Bukannya tidak berani, tetapi Dullah, dkk. lebih mementingkan agar misi mereka dapat terlaksana.
Dengan terpaksa Dullah, dkk. putar kora-kora mereka untuk berlayar kembali ke Tidore. Daripada tidak jadi, mereka lantas memilih satu tanjung di Kelurahan Mareku sebagai lokasi pengganti. Tanjung itu bernama Mafutabe.
Di sanalah pada 18 Agustus 1946, bendera merah putih hasil jahitan Amina Sabtu lantas dikibarkan. Misi Dullah, dkk. sukses. Merah putih berkibar di Tidore.
Beberapa orang yang saya temui di Tidore waktu itu dengan bangga menceritakan, inilah pertama kalinya bendera merah putih berkibar di Indonesia Timur. Di Pulau Tidore, tepatnya di Tanjung Mafutabe di Kelurahan Mareku, pada 18 Agustus 1946.