"Ya ... tapi ada hal yang membuat hatiku lega dan luar biasa gembiranya. Walaupun anakku Lesmana telah mati, disesali jutaan kalipun tidak ada gunanya. Tidak akan mungkin kemudian Lesmana hidup lagi. Namun memang seimbang, kematian Lesmana sungguh sangat adil !”
“Apa maksud Paduka ? Adilnya bagaimana ?”
“Ketika Lesmana roboh bersimbah darah, saudaramu Banakeling si Jayadrata kemudian maju dengan bersenjatakan gada andalannya. Abimanyu yang tengah merangkak kesakitan, seketika dihantam kepalanya oleh Jayadrata. Kepala pecaaaaaahhh !!!, Abimanyu MODAAAAAAAARRRRR !!!”
(dilanjutkan ke bagian 2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H