“Rama, perkenankan saya mengutip kitab suci Al Qur’an untuk menjelaskan ini. Coba nanti Rama dan Kang Gareng buka surah An-Nisaa ayat 79, artinya kurang lebih begini:
“apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
“Jadi saudara-saudara, bencana yang terjadi akhir-akhir ini sebenarnyalah karena perbuatan kita sendiri. Kalian tentu masih ingat kira-kira sepuluh tahun yang lalu, desa kita ini masih begitu sejuk. Meskipun siang cukup panas pada musim katiga, namun tidak seperti hari ini. Dulu embun pagi dan kabut kerap masih berlama-lama menyelimui dusun kita ini pada setiap pagi hari. Skarang hampir tidak pernah itu terjadi lagi.”
“Jadi sudah selayaknyalah kita semua interupsi eh … inspeksi … eh salah ding … kita harus instropeksi, harus mawas diri terhadap semua yang terjadi menimpa kita dan alam ini. Namun ingat, pada dasarnya semua itu hanyalah ujian yang Allah berikan kepada kita, manusia sang khalifah alam, untuk selalu sabar. Bagaimana sabar itu? Menyerahkan segalanya kepada Gusti Pangeran setelah kita melaksanakan tanggung jawab kita sebagai khalifah dengan baik. Kita bertanggung jawab lho terhadap alam ini. Ekosistem harus dijaga, keharmonisan harus dipelihara dan eksplorasi terhadap alam harus tetap mempertimbangkan kelestariannya, tidak asal-asalan yang berakibat merusak alam itu sendiri. Ehm … mengerti yang saya jelaskan saudara-saudara?” telunjuk Petruk masih diatas saat mengakhiri segmen penjelasannya ini.
Gareng manthuk-manthuk, Rama Semar mlongo nganti ngeces melihat “hebat”nya Petruk memberikan penjelasan tingkat tinggi itu.
Gareng ngacung :”Nuwun sewu Pak Guru, siswa Gareng mau bertanya.”
“Oooo silahkan Nak …. kalau belum jelas atau membutuhkan info lain yang terkait silahkan bertanya. Pak Guru akan berusaha menjawabnya dengan baik !” kali ini gaya sedakep ala Gogon diperagakan oleh Petruk.
Semar terlihat mesam-mesem melihat aksi anak-anaknya ini.
Dengan ngapurancang kemudian Gareng mencap-mencep :
“Begini Pak Guru, saya mempunyai masalah yang mungkin Bapak dapat memberikan solusinya. Maaf … ada bisul yang sudah cukup besar dan siap di-plothot di pantat kiri saya. Untuk melakukannya tentu saya tidak bisa sendiri. Apakah bapak berkenan membantu saya mensolusikan ini agar saya tidak tersiksa lagi dengan bisul ini. Mohon bantuannya” sendu Gareng mengabarkan hal ini.
Mak jenggirat Petruk berdiri tegak, seperti Raden Gatotkaca siap-siap bertempur sikapnya sekarang. Mulut senyumnya berganti dengan monyong, mengkerung.