Mohon tunggu...
buldozer for
buldozer for Mohon Tunggu... Freelancer - Jasa Freelancer

Jasa freelancer, buzzer, influencer.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sejarah Krisis Moneter 1998, Era Kegelapan Ekonomi Indonesia

18 November 2024   14:35 Diperbarui: 18 November 2024   14:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Krisis moneter 1998 memberikan sejumlah pelajaran penting bagi Indonesia:

Pentingnya Stabilitas Makroekonomi

Krisis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk nilai tukar dan inflasi. Ketergantungan pada utang luar negeri yang berlebihan harus dihindari.

Kebutuhan Reformasi Struktural

Ketidakseimbangan dalam struktur ekonomi, seperti lemahnya sektor perbankan dan ketergantungan pada sumber daya alam, harus diperbaiki untuk menciptakan ekonomi yang lebih tangguh.

Peran Transparansi dan Akuntabilitas

Krisis ini juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ekonomi. Sistem yang korup dan tidak efisien hanya akan memperburuk dampak krisis.

Pentingnya Diversifikasi Ekonomi

Ketergantungan pada sektor tertentu membuat ekonomi lebih rentan terhadap guncangan eksternal. Diversifikasi ekonomi dapat menjadi salah satu langkah untuk mengurangi risiko ini.

Awal mula krisis Dimulai dari kolapsnya lembaga financial

Awal mula krisis moneter 1998 yang memicu kolapsnya lembaga-lembaga keuangan di Indonesia tidak terlepas dari serangkaian faktor struktural dan eksternal yang saling memperparah. Krisis ini bermula dari ketidakseimbangan ekonomi yang sudah lama tertanam dalam sistem, kemudian dipicu oleh guncangan eksternal yang berasal dari krisis keuangan Asia. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai awal mula krisis hingga kolapsnya lembaga-lembaga keuangan:

1. Fondasi Rapuh Sektor Keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun