4. Pengangguran dan Kemiskinan
Krisis ini menyebabkan banyak perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya. Tingkat pengangguran melonjak drastis, sementara angka kemiskinan meningkat. Data menunjukkan bahwa lebih dari 40 juta orang jatuh ke bawah garis kemiskinan selama krisis ini.
Dampak Sosial dan Politik
Krisis moneter 1998 tidak hanya berdampak pada perekonomian tetapi juga memicu perubahan besar dalam struktur politik dan sosial Indonesia. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah Soeharto yang sudah berkuasa selama lebih dari 30 tahun memuncak selama krisis ini. Demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat lainnya menuntut reformasi total dalam sistem pemerintahan.
Puncak dari keresahan sosial ini adalah lengsernya Soeharto pada Mei 1998 setelah rangkaian demonstrasi besar dan kerusuhan di berbagai kota. Kerusuhan ini, yang dikenal sebagai Tragedi Mei 1998, menelan banyak korban jiwa dan merusak berbagai infrastruktur, termasuk pusat-pusat perdagangan di Jakarta dan kota lainnya.
Langkah Penanganan Krisis
1. Bantuan dari IMF
Untuk menghadapi krisis ini, pemerintah Indonesia meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF memberikan paket bantuan keuangan sebesar 43 miliar dolar AS, tetapi dengan syarat bahwa Indonesia harus melakukan reformasi ekonomi yang signifikan. Reformasi ini mencakup penutupan bank-bank yang tidak sehat, penghapusan subsidi, dan liberalisasi sektor ekonomi tertentu.
2. Restrukturisasi Utang
Pemerintah juga memfasilitasi restrukturisasi utang perusahaan-perusahaan swasta melalui badan khusus bernama Indonesian Debt Restructuring Agency (INDRA). Selain itu, pemerintah menegosiasikan restrukturisasi utang luar negeri dengan para kreditur.
3. Penyehatan Perbankan
Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk menangani masalah kredit macet dan memperkuat sektor perbankan. Banyak bank yang sebelumnya tidak sehat diambil alih atau digabungkan untuk mengurangi risiko sistemik.