Mohon tunggu...
Bulan Saskiyah
Bulan Saskiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Murattal Al-Qur'an sebagai Metode Penanganan Insomnia (Paham Kajian Psikoneuroimonologi)

12 Februari 2024   21:05 Diperbarui: 12 Februari 2024   21:10 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tekanan darah secara alami mengalami penurunan selama tidur; namun, kurang tidur dapat mengganggu ritme alami tubuh, menyebabkan tekanan darah cenderung tetap tinggi dalam durasi yang lebih lama. Berdasarkan beberapa penelitian, risiko terkena penyakit jantung dan stroke dapat meningkat hingga 45 persen akibat insomnia, yaitu kurang dari 5 jam setiap malam.

  • Meningkatkan Berat Badan

Kurang tidur mengakibatkan penurunan produksi hormon leptin, yang berperan dalam menekan nafsu makan, sementara hormon ghrelin yang meningkatkan nafsu makan menjadi lebih dominan. Akibatnya, individu yang mengalami kesulitan tidur cenderung mengonsumsi kalori lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh, meningkatkan risiko obesitas.

  • Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Ketika Individu tidak mendapatkan waktu tidur yang memadai dapat menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Kurang tidur meningkatkan risiko peradangan dan menghambat kinerja sistem imun, menjadikan tubuh lebih lebih rentan terhadap serangan penyakit.

  • Menyebabkan Gaya Hidup yang Kurang Sehat.

Perubahan suasana hati akibat kurang tidur dapat memicu adopsi gaya hidup yang tidak sehat. Ini mencakup kecenderungan untuk mengonsumsi minuman beralkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang, termasuk penggunaan obat tidur.

  • Menurunkan Kemampuan Kognitif.

Kurang tidur dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sebagian area otak, yang mengakibatkan individu memiliki pikiran yang berkelana tanpa kendali. Kondisi ini kemudian dapat menyulitkan konsentrasi dan mengganggu fungsi ingatan jangka pendek.

  • Insomnia Dalam Kajian Neurologi 

Dalam lingkup neurologi, insomnia dapat terhubung dengan sejumlah faktor dan proses neurologis (Mayer et al., 2021). Beberapa dimensi yang berperan dalam konteks neurologis terkait dengan insomnia mencakup:

  • Kelainan dalam pola tidur:
  • Pola Tidur-Wake:

Insomnia terkait dengan ketidaknormalan dalam pengaturan siklus tidur-wake yang dikendalikan oleh pusat tidur di otak, khususnya di hipotalamus.

  • Neurotransmitter:
  • Serotonin dan Noradrenalin:

Kedua neurotransmitter ini berfungsi mengatur suasana hati dan pola tidur. Keidaknormalan dalam sistem neurotransmitter ini dapat menjadi faktor kontributor terhadap insomnia.

  • GABA (Gamma-Aminobutyric Acid):

GABA merupakan neurotransmitter yang memiliki peran dalam menghambat aktivitas saraf. Ketidakcukupan GABA atau ketidakseimbangan dalam sistem ini dapat menimbulkan kesulitan tidur.

  • Hormon dan Peptida:
  • Melatonin:

Hormon melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal sebagai respons terhadap kondisi gelap, berperan dalam mengatur siklus tidur-wake. Ketidaknormalan dalam produksi melatonin dapat menjadi pemicu insomnia.

  • Hormon Stres (contohnya, kortisol):

Situasi stres yang memicu peningkatan produksi hormon stres dapat menghambat tidur.

  • Gangguan Neurologis:
  • Insomnia Sekunder:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun