Sakit! Darah keluar lagi dari lenganku. Sakit. Perih kurasakan. Pisau di tanganku terjatuh.
"Rasakan ini kakiku!"
Mengetahui serangannya terhalau, pria itu langsung menendang perutku dengan keras. Membuatku goyah dan hampir ambruk total. Kepalaku hampir menghantam pintu, tubuhku berbenturan pintu, sakit, tanganku terlambat menahan.
Jalan keluar! Hantamannya membuatku tersadar jika dekat dengan jalan keluar saat mataku tanpa sengaja melihat pelataran.
Tanpa kusangka, serangannya membuatku semakin dekat dengan area luar, buru-buru tanganku meraih sisi pintu yang lain dan secepat kilat sebelum pria bernama Tom membantu kawannya, aku berusaha menutup paksa pintu rumah ini.
"Sialan, terima ini!"
"Tidak! Tidak!"
Brak!
Sebuah pisau dengan sisi tajam penuh darah berada tepat di hadapanku. Hampir. Aku hampir terkena lagi. Kali ini akhirnya aku berhasil menghindarinya. Aku cukup cepat untuk menutup pintu sehingga serangannya tertahan.Â
"Rasakan ini!" ucapku seraya menekan pintu dengan tubuhku membuat tangannya semakin terhimpit, dan menghajar satu tangan penjahat itu yang berhasil keluar dari pintu. Hanya tangannya saja. Dia berteriak kesakitan dan menarik tangannya lagi.
Merinding, jantungku berdegup dengan kencang. Napasku tak beraturan. Kunci-kunci-kunci?! Mana kunci rumahnya? Sial tidak ada. Aku hanya bisa menahannya dengan tubuhku agar pintu ini tidak terbuka.