Bukankah tadi aku bisa menyentuhmu. Apa gara-gara Neko sempat datang ke sini dan membuat keadaan menjadi seperti ini?
"Maaf ..., Shelly. Kamu harus kuat menghadapi kenyataan ini," kata Clara. Tak lagi menunjukkan senyumannya.
Kami saling sedih, menyadari jika sudah berbeda dunia. Sudah tidak seperti tadi lagi saat Clara dan aku bisa saling berpelukan.Â
"Tunggu. Kenapa tadi bisa menyentuhmu dan sekarang tidak bisa?" ucapku.
Clara menggelengkan kepalanya. Terlihat pasrah dengan keadaan.
Tadi, saat kamu datang, aku bisa memelukmu. Bukankah kamu masih ingat? Kita bisa bersentuhan belum lama. Bahkan Neko sialan belum lama pergi dari sini.
Tunggu.
"Tadi Neko datang ke sini dan membawa kabar yang tidak aku harapkan. Sejujurnya, aku benci mengatakannya," ucapku.
Aku menampar Neko karena tidak terima dengan ucapannya. Tapi dia balas memarahiku. Membentakku dengan sebutan "bodoh" gara-gara aku tidak percaya dengannya.
"Coba lihat ponselmu! Bukankah aku sudah memberi kabar berita tentang kematian Clara? Bahkan mungkin teman-teman yang lain juga memberi kabar tapi kamu tidak membukanya. Kamu hanya peduli dengan Clara yang sudah mati itu!" kata Neko marah.
Saat itu, aku ingin balas memarahinya. Bisa-bisanya Neko berbicara aneh.