Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakikat Hidup Itu Bergerak (Sebuah Renungan)

26 November 2018   23:24 Diperbarui: 26 November 2018   23:36 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Yoyo. Seorang guru yoga beretnis china. Seminggu sekali saya belajar yoga darinya. Saya suka banget sama dia. Selain ngajarnya enak, sebagai temen diskusi, dia juga menyenangkan. Yoyo sering memberi pencerahan tentang hidup yang sering terasa gelap dan misterius buat saya.

Misalnya dia pernah berkata, "Lo tau gak, Mas Bud? Yang membuat kulit kita keriput sebetulnya bukan usia tua tapi lebih banyak disebabkan oleh gravitasi bumi. Dan Yoga adalah salah satu ilmu untuk menetralisir pengaruh gravitasi pada tubuh kita."

Berat, kan, omongannya? Tapi pemahaman yang dia katakan selalu menarik untuk dipelajari. Kalo udah berjumpa sama Yoyo, saya pasti lupa sama waktu. Kami bisa berdiskusi sampe berjam-jam dan gak terasa tau-tau ayam sudah berkokok menunjukkan pagi hari. Eh? Emang jaman sekarang masih ada ayam berkokok, ya? Hehehehe...

Saat itu saya sedang latihan yoga di studionya Yoyo. Guru Yoga ini besar sekali jasanya. Dia adalah orang yang pertama kali memberi pelajaran bagaimana mengelola rasa sakit dari low back pain yang saya derita. Ketika jam istirahat tiba, kami duduk berhadapan, bersila di atas alas berwarna merah yang biasa digunakan saat kita latihan. Seperti biasa saya memancing percakapan untuk memperoleh pencerahan lagi tentang hidup.

"Sebetulnya untuk apa kita hidup di dunia ini, Yo?" tanya saya.

"Tugas kita di kehidupan ini adalah melanjutkan perjalanan estafet Adam. Setiap bayi yang terlahir berarti telah diberikan tongkat estafet itu."

"Emangnya Nabi Adam hendak melakukan perjalanan kemana?" tanya saya kebingungan.

"Adam terbuang ke dunia karena melakukan kesalahan. Tapi Tuhan itu kan maha baik. Dia masih memberi kesempatan pada Adam untuk kembali ke surga. Jadi selama ada di dunia, Adam misinya cuma satu. Menebus kesalahannya agar bisa kembali ke surga."

"Wah? Pemikiran yang baru tuh buat gue," selak saya.

"Tapi bumi ini demikian besar. Adam sendiri merasa bahwa perjalanan kembali ke surga itu pastilah sangat panjang. Meskipun dia berusia ratusan tahun, Adam menyadari bahwa sepanjang umurnya bisa jadi dia tidak bisa menyelesaikan misi tersebut. Agar perjalanannya terus berlanjut, dia terus beranak pinak di bumi untuk memberi tongkat estafet pada anak cucunya."

"Oh? Maksud lo kita harus melanjutkan perjalanan Nabi Adam untuk kembali menuju ke surga?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun