"Anak baru, ya? Siapa nama kamu?" tanya Bambang begitu saya narok pantat di bangku.
"Budiman Hakim. Bapak siapa?" tanya saya balik sambil ngajak salaman.
"Saya Bambang." sahut Pak Bambang seraya menyambut uluran tangan saya.
Pak Bambang orang yang sangat menyenangkan. Dengan sabar dia menerangkan segala pernak-pernik periklanan yang dia ketahui. Bahkan dia juga menjelaskan biro-biro iklan yang ada di Jakarta, siapa tokoh-tokoh yang terkenal di jaman itu sehingga sedikit banyak saya ga terlalu buta pada peta periklanan di tanah air.
"Kalo makan siang biasanya di mana Pak Bambang?" tanya saya. Maklum hari pertama kerja, jadi saya pengen tau tempat makan yang enak.
"Banyak. Di Arthaloka ada kantin. Tempatnya bersih, makanannya enak-enak dan lumayan murah."
"Wah, kedengerannya okay, tuh," kata saya.
"Kalo mau agak mewah, ada juga ayam presto di belakang gedung Chase Plaza. Nah itu baru enak banget," sahut Bambang.
"Kalo gitu ntar kita makan bareng, ya, Pak Bambang? Boleh kan?" tanya saya.
"Insya Allah," jawab Pak Bambang.
"Insya Allahnya siapa?" tanpa sengaja saya melemparkan pertanyaan tolol. Maklum lidah ini udah kebiasaan nyaut gitu kalo denger orang ngomong kata 'insya Allah.' Hehehehehe...