Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meme dan "Storytelling"

4 Juni 2018   02:06 Diperbarui: 5 Juni 2018   10:43 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat iklan dengan meme itu persis seperti membuat storytelling. Storyteller gak boleh dibrief oleh klien. Kenapa? Karena storytelling itu adalah pengalaman yang dialami konsumen. Begitu berkesannya sehingga Si Konsumen secara spontan (lagi-lagi spontan adalah kata kuncinya) menuliskan pengalamannya itu. Apa yang dialami oleh konsumen tersebut bisa berupa pengalaman menyenangkan bisa juga menyebalkan.

Kesimpulannya adalah bahwa meme gak boleh dibrief, biarkan kreatornya bekerja secara spontan. Kalo di-brief, itu namanya bukan meme, tapi print ad. Begitu juga dengan storytelling. Kalo storyteller dibrief oleh klien, itu namanya bukan storytelling tapi advertorial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun