Di titik ini, saya harus menerima kenyataan bahwa Leon memang lebih mencintai Bundanya daripada Ayahnya. Tapi untuk memuaskan rasa ingin tau, saya bertanya juga, "Kenapa Leon kegirangan tapi kok masih milih Bunda juga?"
"Soalnya Leon emang mau tinggal sama Bunda," katanya.
Kali ini saya bener-bener menyerah. Saya gak tau lagi cara membujuk supaya dia mau ikut Ayahnya. Saya benar-benar keok bersaing dengan isteri. Saya berusaha menghibur diri bahwa emang di mana-mana anak cowo itu rata-rata deket sama ibunya.
Keheningan mendominasi. Leon dan saya membisu karena terbawa pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Leon berkata, "Kayaknya Ayah pengen banget Leon tinggal sama Ayah ya?"
"Iya. Tapi kalo Leon memilih tinggal sama Bunda juga gapapa. Ayah gak marah," sahut saya dengan suara putus asa.
"Sebetulnya ada sih caranya supaya Leon tinggal sama Ayah," kata Si Bocah lagi.
"Gimana caranya?" tanya saya tanpa berharap apa pun.
"Caranya gampang banget," kata anak saya lagi sok jual mahal.
"Iya, gimana?"
"Caranya gini: suruh aja Bunda tinggal di Kemang. Ayah tinggal di Raffles."
"Hah? Maksudnya gimana, Le?"