Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Orang Paling Nasionalis di Negeri Ini Ya Ayah Saya!

15 Agustus 2016   11:39 Diperbarui: 16 Agustus 2016   15:26 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa orang lebih bangga makan pizza daripada martabak. Lebih suka spaghetti daripada mie goreng. Lebih suka steak daripada rendang. Orang merasa lebih gaya pergi ke restoran Jepang atau Italia daripada restoran lokal.

Gimana kalo pakian dan sepatu? Ya sama aja! Setiap kali ada obral barang bermerk, kantor langsung kosong. Jam makan siang pulangnya telat gara-gara antri ke outlet Zara, Nike, Mango, Esprit, Guess, dll. 

Yang paling parah, pernah saya ngeliat antrean sepatu merk Crocs buatan Tiongkok di Senayan City. Ya ampun! Tokonya ada di lantai 8, tapi antreannya membludak sampai ke tingkat 1. Padahal sepatu Cibaduyut ga kalah bagus loh. Kalo ga percaya, tanya aja tuh sama wakil presiden kita Jusuf Kalla.

Antrean Crocs. Sumber: propert.kompas.com
Antrean Crocs. Sumber: propert.kompas.com
Di negeri ini, kita udah jarang menemukan nama Bondan, Wulan, Nurul dan lain-lain. Nama anak jaman sekarang rata-rata berbau barat. Ada yang namanya Patrick, ada yang namanya Nadine, Rebecca, Kent, Patricia, Nicole dan masih banyak lagi. 

Soal bahasa. Kayaknya kita udah ga bangga lagi dengan bahasa sendiri. Semua orang ngomong Bahasa Inggris. Bahkan yang ga bisa Bahasa Inggris pun ngomong bahasa gado-gado alias ngomong Bahasa Indonesia dicampur-campur dengan Bahasa Inggris. 

Di sebuah restoran saya mengalami peristiwa yang kocak sekaligus miris. Ceritanya, saya mau ngerokok tapi di meja ga ada asbak. Lalu saya pun memanggil waiter.

“Mas, pinjem asbak dong.” kata saya.

“Kenapa, Pak?” tanya Si Waiter.

“Pinjem asbak!” waduh budek kali nih orang.

“Sorry Pak, pinjem apa tadi?” kata waiter sambil mendekatkan telinganya ke saya.

“ASBAK!! ASBAAAK!!!” teriak saya kesel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun