Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Orang Paling Nasionalis di Negeri Ini Ya Ayah Saya!

15 Agustus 2016   11:39 Diperbarui: 16 Agustus 2016   15:26 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Indonesia adalah negara besar, kalau kita mengelolanya dengan baik, kita nggak butuh bantuan dari negara lain. Kita adalah negara yang berdaulat, jadi kita nggak perlu takut sama negara manapun.”

Saya selalu kagum kalo ngeliat Ayah saya lagi bicara begitu, suaranya menggebu-gebu menyatakan kebanggaannya pada negeri ini.

“Contohlah Bung Karno. Dia mengatakan ‘Inggris kita linggis, Amerika kita setrika’,” lanjut Ayah lagi.

Saya terdiam dan mendengarkan dengan hikmat.

“Padahal Amerika dan Inggris adalah negara yang paling ditakuti di dunia. Tapi Bung Karno nggak gentar. Dia justru mengajarkan pada kita untuk menjadi bangsa yang berkarakter.”

Saya masih juga terdiam.

“Segala hal yang berbau barat, dia tolak. Karena Bung Karno yakin bahwa kita mampu berkompetisi dengan negara manapun.”

Masih panjang lagi pidato Ayah tentang kebanggaan pada negeri sendiri. Dia bisa ngoceh berjam-jam kalo udah ngomongin soal nasionalisme, dan saya pun nggak pernah bosan ngedengernya. Dari sekian banyak omongan Ayah yang paling nempel di otak adalah; hakikat bernegara adalah berkompetisi dengan negara-negara lain. Jadi semangat kompetisinya itu yang paling diperlukan. 

Ayah saya udah almarhum sejak bertahun-tahun yang lampau. Cita-citanya yang begitu mulia sedikit banyak tertanam di jiwa saya. Apakah semangat berkompetisi dengan negara lain sudah tercapai? Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi di negeri ini? 

Waduh! Rupanya harapan Bung Karno dan Ayah sama sekali nggak terkabul. Semangat berkompetisi bangsa kita dengan negara-negara lain sama sekali tidak terlihat. Bahkan sepertinya negara-negara barat telah berhasil mencuci otak rakyat Indonesia untuk berorientasi ke barat, dan cenderung melupakan akar negerinya sendiri. Ga percaya? Yuk kita bahas satu persatu.

Misalnya soal makanan. Sekarang ini kalo kalian makan makanan lokal, kita suka diejek sama temen-temen. Saya setiap hari ke kantor bawa makanan dari rumah. Setiap kali saya membuka termos makanan, selalu aja ada yang komentar dengan nada mengejek, “Wah lokal melulu makanannya?” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun