Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Karena Delman, Daerah Ini Sempat Dijuluki Chicago

26 Januari 2025   10:07 Diperbarui: 26 Januari 2025   11:27 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik delman untuk wisata disekitaran Istana Bogor, dan Kebun Raya Bogor.(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

IYA! Pada masanya warga Warung legok dan sekitarnya menggunakan delman menuju Pasar Anyar. Kereta beroda dua dan ditarik satu kuda itu merupakan alternatif angkutan umum, selain becak yang ongkosnya jauh lebih mahal dengan tujuan sama.

Kota Bogor tahun delapan puluhan belum "dihijaukan" oleh angkot (kendaraan umum Kota Bogor berwarna serupa daun). Kendaraan bermotor pengangkut penumpang itu beroperasi dari terminal ke terminal. Misalnya, bemo, yang melayani penumpang dari penghentian terakhir bus luar kota di Baranangsiang hingga terminal Merdeka.

Selain bemo, ada juga kendaraan bermotor roda empat dengan bagian belakang tanpa tutup sebagai akses penumpang. Rutenya ke mana, saya tidak berhasil membongkar ingatan tentangnya. Pastinya, jalur maupun jumlah unit angkutan bermotor tidak sebanyak sekarang.

Jarak sekitar dua kilometer atau lebih sedikit dilayani oleh becak dan delman. Selebihnya, warga menaiki sepeda atau berjalan kaki. Mobil dan motor hanya dimiliki oleh mereka yang mampu, atau merupakan kendaraan inventaris kantor.

Ojek online? Lepaskan pemikiran itu. Hengpon belum ada. Koneksi seluler masih di luar negeri (diperkenalkan di Jepang 1979). Sambungan internet belum masuk.

Warga dari Warung Legok, ujung terjauh Jalan Cimanggu dari arah Jalan Merdeka, naik delman bila hendak ke Pasar Anyar. Konon, pasar tradisional ini merupakan tempat jual beli kuno. 

Dahulu Jalan Cimanggu (sekarang Jalan Tentara Pelajar) adalah pecahan Jalan Tjikeumeuh (sekarang Jalan Merdeka). 

Belanda membangun kompleks riset pertanian di Tjikeumeuh. Selain kantor-kantor, lingkungan itu meliputi wilayah luas kebun percobaan untuk tanaman industri, palawija, tanaman rempah dan obat, kehewanan, dan sebagainya.

Penelitian padi sempat ada, tetapi tidak ada sawah di Tjikeumeuh dan Cimanggu. Lahan percobaan tanaman pokok ini terdapat di Muara, Kota Bogor, dan daerah-daerah lainnya.

Sayang, para peneliti yang merupakan pegawai terbanyak dan tulang punggung telah tercabut dari kompleks penelitian. Sejak tahun 2021 mereka "bedol desa" ke BRIN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun