Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Layangan Melayang-layang di Awan

30 Agustus 2024   14:05 Diperbarui: 30 Agustus 2024   15:08 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layangan Melayang-layang di Awan, Gambar oleh OpenClipart-Vectors dari Pixabay

Di tempat itulah Fatah terdampar. Pada satu kota kecil yang bersisian dengan kota besar. Sebagian besar warganya mencari penghidupan di kota besar. Sebagian lagi berusaha mengais rezeki di kota kecil dengan banyak cara.

Dalam proses pencarian pekerjaan di kota besar tanpa mendapatkan hasil, ia teringat akan sahabatnya yang kabarnya memiliki usaha di kota kecil.

Pertemuan menggetarkan. Pelukan sahabat. Pembicaraan akrab mengenang tempo dulu. Di antara waktu, dengan wajah putus asa Fatah menyampaikan maksud. Sang sahabat memahami. Sangat memahami.

"Jadi, mau tinggal di gudang?"

Fatah mengangguk lalu mengambil kue di meja tamu. Perutnya lapar.

Indrawan sahabatnya menyodorkan gagasan agar membuka usaha. Kecil saja, seturut kemampuan Fatah. Sang sahabat akan memberinya sedikit modal sebagai pengungkit awal dan menyediakan tempat. Tidak perlu membayar sewa.

Tempat, tepatnya sebuah rumah sebagai gudang, yang berada di pojok persimpangan jalan menjadi tujuan Fatah. Halamannya luas untuk ukuran hunian di perumahan kelas menangah. Cukup untuk membuka usaha kecil.

Di dalamnya terdapat tumpukan persediaan dagangan. Indrawan membuka toko di tempat keramaian, bukan di perumahan.

Ada seorang penjaga. Sahabatnya mengenalkan Fatah kepadanya. Berarti, ia akan menghabiskan waktu bersama Agung. Itu tambah baik. Ada teman berbincang.

Fatah menyiapkan perlengkapan untuk berjualan mi dan kopi seduh, hidangan yang mudah ditelan dan banyak disuka.

Jalan di depan merupakan perlintasan. Lumayan ramai dari sejak pagi hingga malam sekitar waktu Isya. Mereka berangkat dan pulang sekolah atau kerja, atau untuk berbagai keperluan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun