Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadwal Keberangkatan Kereta Kencana dari Curug Ratapan

10 Agustus 2024   07:05 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:19 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pria patah hati mau mengikuti teman-temannya mengunjungi Curug Ratapan. Ia bukanlah pendaki, hanya ingin melupakan kesedihannya karena ditinggal sang pujaan hati.

Baskoro menjalin hubungan cinta dengan seorang gadis, yang dikenalnya di sebuah restoran legendaris di Jalan Braga. Perkenalan yang kemudian meningkat menjadi kisah kasih indah.

Cinta murni dan suci bertaut untuk hubungan lebih serius, yakni membina bahtera bersama sampai beranak cucu. Angan membuat mereka melayang. Dunia serasa milik berdua, di mana semua orang lain indekos atau mengontrak rumah petak.

Rencana yang demikian matang sontak hancur lebur, menjadi barang rongsokan ditendang-tendang ke tempat sampah. Sang kekasih mendadak tidak bisa dihubungi. Berwaktu-waktu, sehingga membuat kepala Baskoro pusing tujuh keliling sampai akhirnya pria tersebut mendapatkan titik terang,

Meskipun ini bukan zaman Siti Nurbaya, keluarga telah menjodohkan sang kekasih dengan pilihan --pastinya bukan Baskoro. Segala cara dilakukannya untuk meruntuhkan ketetapan, tetapi tiada yang pernah membuahkan hasil. Terputus sudah semua komunikasi yang paling mungkin dengan Baskoro.

Kejadian perjodohan tidak dikehendaki menghantam semangat Baskoro. Ibarat anak ayam kehilangan induk, ia tidak lagi mengerti apa yang mesti diperbuat dengan hidupnya.

Mau mengakhiri hidup, tidak punya nyali. Kemudian berteguk-teguk air api menemani malam-malam pedih, kendati tidak menghapus kenangan.

Teman-temannya merasa prihatin dengan keadaan Baskoro. Sebagian membujuk dan mengajaknya bertualang ke alam. Keindahannya dipercaya menghadirkan nuansa baru, rasa syukur, dan mengikis rasa kehilangan hingga melupakan pilu.

Maksud sebenarnya adalah menjauhkan Baskoro dari dunia minuman keras, membawanya ke dunia keindahan yang mendamaikan jiwa. Harapan mereka, Baskoro melupakan pengalaman buruknya dan menemukan gairah baru.

Di dalam benak Baskoro masih berperang pikiran-pikiran saling berlawanan yang telah membuatnya sulit tidur. Menimbang bahwa menaiki gunung merupakan satu pelarian bagus, pria belum berumur 30 itu mengiyakan ajakan teman-temannya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun