Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kiriman Uang dari Langit

25 Juli 2023   07:07 Diperbarui: 25 Juli 2023   07:57 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan kayu bakar berada di bagian sisi luar. Tersimpan di rak khusus yang dirancang sedemikian rupa agar terlindung dari tampias hujan.

Di belakang bangunan dapur terdapat sumur serta tempat cuci piring dan pakaian. Dipakai sebagai tempat mandi juga. Meskipun tanpa penutup atap, ia dikelilingi dinding kayu dengan pintu yang dapat ditutup rapat.

Aku senang bermain di dapur. Sekalipun terbatuk-batuk menghirup asap, melihat proses memasak membuatku berselera. Setelahnya aku mengguyur tubuh berkeringat dengan air sumur.

Mengetahui itu, Kai akan memarahi, "Jangan mandi di belakang!".

Kai sangat perhatian kepadaku. Mengatur agar aku mendapatkan fasilitas terbaik. Ya itu tadi, misalnya tidak boleh berkotor-kotor di dapur atau capek-capek menimba air di sumur.

Segala kebutuhan pribadi, keperluan bersekolah, hingga jajan dipenuhi oleh Kai. Kendati tidak bermaksud memanjakan, apa pun yang aku butuhkan akan dipenuhinya.

Bahkan untuk bermain di luar pun tidak boleh sembarangan. Setiap kali ke dan dari sekolah atau keluar rumah bermain ke kampung sebelah, seorang anak laki-laki yang usianya lebih banyak dariku akan mengawal.

Mengawal dalam arti sesungguhnya. Ia, aku tidak pernah tahu siapa namanya, akan berjalan di belakang. Mengawasi dalam diam. Sesekali menjawab keingintahuan orang-orang.

"Nekah potonna Teh Arje," katanya. (Itu adalah cucunya Den Aryo).

Sontak orang-orang membungkukkan badan dengan khidmat.

Tidak semua keinginan dipenuhi oleh Kai. Namun umumnya bapak dari bapakku luluh terhadap permintaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun