Saya bukan anak tentara. Bisa nongkrong karena akrab dengan mereka.
Di kompleks perumahan tersebut saya bersenda-gurau dengan sesama pemborong kecil, ngobrol, ngopi, ngerokok, dan main kartu remi, joker Karo, capsa (poker), atau gaple (domino).
Sebagian peserta bermain hanya untuk bersenang-senang membunuh waktu.
Grup lain menggunakan uang. Bebas berjudi kartu, meski berjarak se-lemparan batu dengan kantor Koramil.
Petugas berseragam di kantor Koramil tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya mengawasi agar tidak ada orang selain peserta yang sudah sangat mereka kenal.
Maklumlah, sebagian besar pemain kartu merupakan putra purnawirawan senior.
Sesekali Danramil atau anggotanya berkunjung. Sekadar berbincang dan mengingatkan agar kesan judi tidak kentara.
Maka mereka yang berjudi kartu menggunakan batang korek api kayu sebagai pengganti uang.
Artinya, petugas di Koramil tidak bisa menghentikan judi kartu di kompleks itu.
Hanya satu orang yang bisa membubarkannya. Bukan aparat. Siapakah itu?
***