Isi keterangan lumayan lengkap, terdiri dari: nama berikut sebutan ilmiah dan alias, kegunaan dan khasiat, serta daerah-daerah tempat tumbuh.
Meskipun demikian, masih ada saja orang-orang yang malas membaca keterangan. Membuat pernyataan cepat yang meyakinkan bahwa itu buah sawo.
Warna kecokelatan mirip sawo. Ukurannya sedikit lebih besar. Bentuk bulat sempurna. Kesimpulan asal-asalan: Kepel adalah Sawo. Keliru!
Menarik kata putus berdasarkan kemiripan fisik dua benda saja. Tanpa membaca. Tanpa sekalipun menjajal rasa buah Kepel.
Padahal di halaman rumah seberang terdapat pohon sawo. Buahnya yang bulat dan cokelat menggantung di antara ranting-ranting dalam dedaunan rimbun. Rasanya sangat manis. Kentara perbedaannya dengan buah Kepel.
Artinya, orang-orang itu memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Bagus, tapi tanggung. Tidak dilanjutkan dengan membaca keterangan yang tersedia. Atau mencoba rasanya. Kepo yang setengah-setengah.
Berbeda dengan perilaku anak-anak yang menuntaskan rasa ingin tahu dengan membaca keterangan sampai selesai.
Barangkali orang-orang dewasa dalam kisah di atas sedemikian beku isi kepalanya, sehingga enggan membaca. Mungkin.
Sedangkan anak-anak dalam contoh di atas, memiliki kemampuan menyerap tatanan baru yang masih berkembang. Memuaskan rasa ingin tahu dengan membaca keterangan.
Moga-moga fenomena di atas hanya menimpa warga tertentu dalam contoh di atas. Bukan generalisasi. Tidak meluas dan menjadi gejala umum, yaitu: masyarakat yang enggan memelihara kebiasaan membaca, lalu keliru menarik kesimpulan tentang satu perkara. Keminter pula.