Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengikis Citra Proyek dalam Program Rumah Swadaya

8 Januari 2022   20:57 Diperbarui: 16 Januari 2022   10:56 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah swadaya (Sumber: Dokumentasi Balai P2P Sumatera melalui kompas.com)

Citra Proyek

Selain terjadinya kasus penyelewengan, di mana penerima tidak membelikan bahan-bahan material untuk pembangunan rumah swadaya, sejauh ini saya belum membaca adanya penyimpangan di dalam pelaksanaannya.

Namun berkaca kepada pengalaman terkait pelaksanaan proyek pemerintah, ada beberapa hal yang patut dicatat.

Pertama, beberapa pihak yang merasa berkepentingan dengan proyek pemerintah. Untuk itu mereka meminta "jatah proyek" atau uang tips karena merasa berjasa, telah berhasil mencairkan dana program dari pemerintah.

Biasanya penerima berada dalam posisi sulit untuk menolak. Jumlahnya variatif, tergantung panjang birokrasi.

Kedua, munculnya leveransir (pemasok) material dadakan. Suplai bahan-bahan bangunan harus melewati mereka. Diketahui bahwa pemasok ini mengutip komisi dengan jumlah tertentu.

Kalau tidak, pihak tersebut meminta sejumlah fee apabila pemasokan tidak melalui mereka.

Ketiga, lahir "pemborong" yang menawarkan jasa pembangunan secara satu paket. Harga ditawarkan akan melonjak dari nilai stimulan itu atau hasil berkualitas sangat rendah.

Paling tidak tiga penyelewengan itu patut diperkirakan akan terjadi. Bukan tanpa alasan saya menyampaikan hal tersebut.

Pengalaman

Pada sebuah proyek, selain mengalami tiga skema merugikan di atas, saya dikecewakan oleh pelaksana yang "bermain" dengan sub-kontraktor. Mereka tidak sendiri, tapi sekumpulan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun