Citra Proyek
Selain terjadinya kasus penyelewengan, di mana penerima tidak membelikan bahan-bahan material untuk pembangunan rumah swadaya, sejauh ini saya belum membaca adanya penyimpangan di dalam pelaksanaannya.
Namun berkaca kepada pengalaman terkait pelaksanaan proyek pemerintah, ada beberapa hal yang patut dicatat.
Pertama, beberapa pihak yang merasa berkepentingan dengan proyek pemerintah. Untuk itu mereka meminta "jatah proyek" atau uang tips karena merasa berjasa, telah berhasil mencairkan dana program dari pemerintah.
Biasanya penerima berada dalam posisi sulit untuk menolak. Jumlahnya variatif, tergantung panjang birokrasi.
Kedua, munculnya leveransir (pemasok) material dadakan. Suplai bahan-bahan bangunan harus melewati mereka. Diketahui bahwa pemasok ini mengutip komisi dengan jumlah tertentu.
Kalau tidak, pihak tersebut meminta sejumlah fee apabila pemasokan tidak melalui mereka.
Ketiga, lahir "pemborong" yang menawarkan jasa pembangunan secara satu paket. Harga ditawarkan akan melonjak dari nilai stimulan itu atau hasil berkualitas sangat rendah.
Paling tidak tiga penyelewengan itu patut diperkirakan akan terjadi. Bukan tanpa alasan saya menyampaikan hal tersebut.
Pengalaman
Pada sebuah proyek, selain mengalami tiga skema merugikan di atas, saya dikecewakan oleh pelaksana yang "bermain" dengan sub-kontraktor. Mereka tidak sendiri, tapi sekumpulan orang.