Kalau bui buatan manusia, gampang disiasati. Lha wong di penjara khusus koruptor saja tersedia salon mewah, fasilitas bak hotel, ketersediaan makanan setara restoran mahal, dan kenyamanan lain yang memanjakan penghuninya. Cuman pindah alamat saja.
Sementara alam semesta menagih utang perbuatan dengan jumlah yang tidak bakal bisa dikalkulasi. Masing-masing orang berbeda menghadapi penagihan utang perbuatan itu.Tergantung besaran relatif yang dicolong.
Bisa berupa rasa tidak enak, kesengsaraan, dan penderitaan menjelang akhir hayatnya. Barangkali berupa serangan jantung, stroke, dan penyakit-penyakit yang demi penyembuhannya akan menghabiskan harta. Bisa juga berupa pasangan yang tukang selingkuh. Atau anaknya yang kecanduan narkoba dan seks bebas.Â
Bisa apa saja yang menyengsarakan hidup tukang colong yang bahasa halusnya: koruptor.
Jadi untuk para koruptor yang telah mencuri, merampas, dan merampok uang rakyat, suatu ketika akan ditagih atas perbuatannya sebagai utang yang wajib dibayar. Itu pasti!
***
"Hooy...bangun!!! Ayo makaryo)* lagi...."
Kasto tergagap-gagap lalu tergugu mengucek-ucek matanya. Disingkirkannya lalat yang berenang di dalam gelasnya, kemudian kopi dingin itu disesapnya menyisakan ampas.
Beranjak dari bangku panjang, Kasto berkata kepada Vinny, "nanti ya.... kalau dapet."
Didorongnya gerobak menyusuri lorong-lorong panjang tidak berujung.
)* Makaryo (bhs. Jawa): ngupoyo upo, artinya: bekerja demi sebutir nasi.