Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menerawang Sebuah Rahasia

11 Oktober 2020   05:56 Diperbarui: 11 Oktober 2020   06:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria melakukan terawangan (Photo by Dollar Gill on Unsplash)

Ada saatnya sebuah rahasia tidak bisa diceritakan kepada orang lain, kendati bendungan di dalam rongga dada hendak pecah. Bahkan kepada seorang pria yang demikian dipercayanya, sebagai muara untuk menumpahkan resah dan rindu.

Wanita yang diperkirakan berusia tidak lebih dari 30 tahun, atau bisa jadi karena penampilannya yang menawan, merasa damai di samping seorang pria.

Pria yang telah menghisap semua kegelisahannya, seperti lubang hitam di semesta takbertepi dan membuat dirinya melayang terbang bebas tanpa beban.

Hebatnya, bukan hanya sebagai pendengar setia, tetapi pria itu juga menyediakan jalan keluar yang indah, membuat hatinya berkelana di taman bunga impian.

Pria berusia lebih muda darinya itu merupakan oase di tengah meranggasnya kehidupan.

Akhirnya ia menyadari, ternyata perbedaan usia bukanlah penghambat besar dalam hubungan suka cita yang awalnya sempat dikhawatirkan.

Binasa sudah segala bimbang dan ragu, berganti kepercayaan penuh.

Seluruh rahasia dikisahkannya, bermanja-manja mencurahkan isi hatinya, kepada pria bermata teduh itu. Kemudian wanita berwajah sayu itu merakit saat-saat indah bersamanya, lalu berlayar mengarungi samudera kebahagiaan.

Namun sekali ini ia tidak bisa membuka selubung rahasia, yang dipendamnya dalam-dalam dan menjadi kekhawatiran terbesar dalam hidupnya. Bahkan kepada siapapun, yang membuatnya kian gelisah.

Kegelisahan tersebut dibaca oleh Dewi, sahabatnya, yang menawakan jalan keluar dengan memberikannya  sebuah nomor telepon.

"Percayalah, beliau adalah orang pintar yang pasti bisa memberikan jalan keluar bagi persoalanmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun