Ada saatnya sebuah rahasia tidak bisa diceritakan kepada orang lain, kendati bendungan di dalam rongga dada hendak pecah. Bahkan kepada seorang pria yang demikian dipercayanya, sebagai muara untuk menumpahkan resah dan rindu.
Wanita yang diperkirakan berusia tidak lebih dari 30 tahun, atau bisa jadi karena penampilannya yang menawan, merasa damai di samping seorang pria.
Pria yang telah menghisap semua kegelisahannya, seperti lubang hitam di semesta takbertepi dan membuat dirinya melayang terbang bebas tanpa beban.
Hebatnya, bukan hanya sebagai pendengar setia, tetapi pria itu juga menyediakan jalan keluar yang indah, membuat hatinya berkelana di taman bunga impian.
Pria berusia lebih muda darinya itu merupakan oase di tengah meranggasnya kehidupan.
Akhirnya ia menyadari, ternyata perbedaan usia bukanlah penghambat besar dalam hubungan suka cita yang awalnya sempat dikhawatirkan.
Binasa sudah segala bimbang dan ragu, berganti kepercayaan penuh.
Seluruh rahasia dikisahkannya, bermanja-manja mencurahkan isi hatinya, kepada pria bermata teduh itu. Kemudian wanita berwajah sayu itu merakit saat-saat indah bersamanya, lalu berlayar mengarungi samudera kebahagiaan.
Namun sekali ini ia tidak bisa membuka selubung rahasia, yang dipendamnya dalam-dalam dan menjadi kekhawatiran terbesar dalam hidupnya. Bahkan kepada siapapun, yang membuatnya kian gelisah.
Kegelisahan tersebut dibaca oleh Dewi, sahabatnya, yang menawakan jalan keluar dengan memberikannya  sebuah nomor telepon.
"Percayalah, beliau adalah orang pintar yang pasti bisa memberikan jalan keluar bagi persoalanmu."