Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Patutkah Gereja Dukung Gerakan Separatis Papua?

28 September 2024   07:27 Diperbarui: 28 September 2024   07:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang Alkitab adalah penuntun hidup manusia, dalam segala aspek, juga dalam beraktivitas di bidang politik. Tetapi menggunakan ayat-ayat Alkitab sebagai alat politik, untuk memprovokasi, adalah keliru.

Anak Papua yang polos tidak membutuhkan pembisik atau penghasut atau provokator yang menggerakkan mereka melakukan perjuangan politik, melalui pemberontakan dan tindak kekerasan.

Yang mereka butuhkan adalah hamba-hamba Tuhan yang mengajarkan kemerdekaan rohani, yang menghapuskan mimpi mereka tentang kemerdekaan politik, yang justru membuat mereka menangis dan menderita.

Ottow dan Geissler telah datang ke bumi Papua tahun 1855. Kedua misionari itu mengajarkan tentang cahaya Ilahi yang membawa orang Papua keluar dari kegelapan spiritual kepada pembebasan rohani.

Tetapi para pengajar yang datang kemudian ke Papua, seperti IS Kijne dan Yahudi Mesianik, mengajarkan suatu keyakinan bahwa mereka harus dan akan memimpin diri mereka sendiri.

Jadi, anak-anak Papua atau Gereja Papua tidak memerlukan pengajar yang membawa mereka berjuang untuk meraih kemerdekaan politik dengan kekuatan manusiawi mereka sendiri.

Yang mereka perlukan adalah gembala umat yang mengajarkan kemerdekaan rohani di dalam Kristus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun