Saya pernah menyaksikan sendiri kehebatan anak-anak pesisir dalam berenang. Waktu itu saya dalam perjalanan Gorontalo-Jakarta, mampir ke Dermaga Pelabuhan Ternate, dengan kapal penumpang, Lambelu.
Dari atas kapal itu saya melihat banyak anak-anak kecil berteriak,
"Lempar koinnya, Om"
"Lempar koinnya, Om"
Lalu para penumpang melemparkan uang-uang logam.
Begitu uang logam itu berkecipak, anak-anak itu dengan gesit berenang masuk ke dalam air untuk menemukan uang-uang yang baru saja dilemparkan. Tiba-tiba dengan cepat kepalanya sudah muncul di permukaan, memamerkan uang yang baru saja berhasil ditemukan.
Persis seperti yang dilakukan oleh Geng Si Anak Badai itu. Mereka terlahir dan besar di air. Mungkin bagi mereka hidup di dalam air, sama saja seperti di darat. Tidak ada kesulitan dalam bernafas, mengapung, menyelamat, atau membuka mata sekalipun.
Shalat Shubuh
Selain kemampuan berenangnya yang hebat, saya juga kagum dengan kebiasaan shalat subuh di kampung itu.
Bangun saat azan saja sudah dianggap kesiangan, karena bisa terlambat datang ke masjid. Mereka bangun sebelum itu dan melaksanakan shalat subuh berjamaah dan tempat waktu.