Mohon tunggu...
browar67
browar67 Mohon Tunggu... Auditor - Auditor

Wartawan lokal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kadisdik Resmikan Co-Learning Space, Tempat 'Bijeh Aceh Mulia' Ditempa dan Berkolaborasi

24 Desember 2024   23:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   05:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOMPASIANA.COM  -  Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh meresmikan berfungsinya Co-Learning Space atau Ruang Belajar Bersama di lantai 2 Gedung B Dinas Pendidikan Aceh, kawasan Kuta Alam, Banda Aceh, Selasa (24/12/2024) siang.

Collaboration Learnimg Space (CLS) itu berada di bawah Unit Pelaksana Teknis Daerah Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (UPTD Tekkomdik) yang digawangi  oleh Teuku Fariyal MM.

Kegiatan ini mengusung tema "Kreativitas dan Kolaborasi Bersama Co-Learning dalam Mewujudkan Prestasi Sesuai Bakat dan Minat Siswa".

CLS pada dasarnya merupakan konsep ruang belajar yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh seluruh  kelompok belajar, apakah itu para siswa peneliti, debaters, maupun untuk siswa yang ingin menyalurkan hobi positif, misalnya menulis, coding, ataupun bereksprimen.

Bahkan tersedia pula ruangan pendukubg bagi mereka yang ingin latihan musik, nyanyi, dan drama.

Dengan adanya CLS ini maka kelompok siswa kreatif dan peneliti dari SMA, SMK, dan SLB tertentu di Aceh dapat belajar di ruangan yang nyaman dan mentereng itu dengan dukungan listrik, AC, WiFi, dan smarboard canggih.

Kadisdik Aceh menyebut CLS ini didedikasikan untuk "Bjeh (Bibit) Aceh Mulia" sebagaimana ternukil dalam Himne Aceh ciptaan Mahrisal Rubi.

Acara ini dihadiri Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin SIKom, pejabat eselon III dan IV, Tenaga Ahli Dinas Pendidikan Aceh, kepala sekolah dari Banda Aceh dan Aceh Besar, serta tamu undangan dari berbagai instansi.

Nazaruddin yang mantan wali kota Sabang itu mendapat kesempatan pertama untuk bicara di depan hadirin.

Dalam sambutannya, Nazaruddin menyampaikan dukungannya terhadap program-program peningkatan pendidikan di Aceh.

"Segala upaya untuk meningkatkan pendidikan di Aceh, kami dukung penuh, termasuk pendirian Co-Learning Space ini," tegasnya.

Ia menilai pentingnya perhatian serius terhadap pendidikan di Aceh, terutama untuk mengatasi ketertinggalan Aceh dari provinsi lainnya di Indonesia.

"Kami DPR Aceh tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga akan membentuk panitia khusus untuk merancang strategi memperbaiki pendidikan Aceh. Kolaborasi erat antara DPR, pemerintah, dan tokoh pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencapai kemajuan bersama," tambahnya.

Nazaruddin menegaskan komitmen DPR Aceh dalam mendukung program-program pendidikan, termasuk pendidikan luar biasa (SLB) di Aceh.

Sementara itu, Marthunis DEA dalam pidatonya memaparkan berbagai langkah strategis yang sedang dan akan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh.

Ia mencontohkan keberhasilan pendidikan di Sabang saat Sabang dipimpin Nazaruddin,  menunjukkan hasil yang lebih baik dalam bidang numerasi dan aspek lainnya dibandingkan daerah lain di Aceh.

Marthunis menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam membangun pendidikan berkualitas.

"Pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kemuliaan pada anak-anak Aceh," ujarnya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Aceh, kata Marthunis, salah satu inovasi baru yang diperkenalkan adalah collaborative learning space, sebuah ruang kreatif yang dirancang untuk mendukung siswa dalam berkreasi dan berkolaborasi.

"Tujuannya adalah menyediakan ruang yang lebih baik dan aman bagi siswa untuk belajar dibandingkan dengan tempat-tempat seperti warung kopi yang tidak bebas dari asap rokok bahkan judi online," jelasnya.

Fasilitas ini, lanjut Marthunis, memungkinkan siswa untuk berkolaborasi sesuai minat, seperti olimpiade sains, matematika, musik, atau drama.

Ke ruangan ini juga akan didatangkan tutor atau mentor yang akan menempa dan meng-upgrade pengetahuan serta keterampilan para siswa.

Selain itu, Marthunis juga merencanakan pemanfaatan ruang yang tidak terpakai di Gedung B Disdik Aceh untuk mendukung kegiatan serupa. Misalnya, untuk kelompok musik, drama, dan tari.

Marthunis juga menyampaikan rencana pelaksanaan berbagai kompetisi dan asesmen untuk meningkatkan daya saing siswa. Hal ini bertujuan mengasah potensi terbaik yang dimiliki oleh anak-anak Aceh agar lebih unggul dalam berbagai kompetisi di tingkat nasional, bahkan internasional.

"Dengan menyediakan fasilitas yang mendukung dan membangun kolaborasi yang baik, kami optimis pendidikan di Aceh dapat berkembang lebih baik, sehingga anak-anak Aceh dapat mencapai potensi terbaik mereka," imbuhnya.

Peluncuran CLS ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang inovatif berbasis digital. Dengan dukungan penuh dari DPR Aceh dan berbagai pihak lainnya, Marthunis mengharapkan kolaborasi ini mampu membawa pendidikan Aceh menuju masa depan yang lebih cerah.

Selain itu, kemampuan anak-anak Aceh dalam berinovasi serta memenangkan lomba di tingkat nasional dan internasional semakin lebih terasah dengan adanya CLS ini.

"Insyaallah dengan belajar dan berlatih intensif di Co-Learning Space ini, anak-anak Aceh yang juara 2 atau 3 nasional, nanti akan meraih juara 1 semua," kata Marthunis menyemangati.

Kadis Pendidikan Aceh, Marthunis, Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin, Kacabdisdik Wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, Syarwan Joni, dan Kabid SMA dan PKL
Kadis Pendidikan Aceh, Marthunis, Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin, Kacabdisdik Wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, Syarwan Joni, dan Kabid SMA dan PKL

Gunting pita

Peresmian CLS bergaya modern dan sesuai selera kaum milelial itu ditandai dengan pengguntingan pita di depan pintu masuk CLS oleh Kadisdik Marthunis dan Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin.

Setelah itu, seluruh hadirin masuk ke ruang CLS untuk menyaksikan berbagai aktivitas kelompok siswa. Ada yang berasal dari SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, dari SMA TNA Fatih Bilingual School, SMA Modal Bangsa, SMA Lab School, dan lain-lain.

Mereka yang hadir di ruangan itu ada yang duduk di kursi, sofa, bahkan ada yang lesehan di lantai berkarpet baru, masing-masing sibuk dengan laptopnya.

Mereka terdiri atas juara-juara tingkat nasional dari Aceh.  Ada yang juara Ki Hajar, FLS2N, STEAM, lomba debat, dan lain-lain.

Kadisdik dan rombongan sempat mendengarkan presentasi singkat tiga siswa TNA Fatih Bilngual School Banda Aceh yang meraih juara 2 nasional atas inovasi mereka membuat kulkas yang tak memerlukan preon untuk pendinginan.

Mereka mengganti preon dengan zat yang lebih ramah lingkungan dan murah, yakni bioetanol yang mereka olah dari "ie jok" atau air nira yang terdapat banyak di Aceh.
Kulkas "made in" mereka dibuat dari barang bekas dan titik bekunya mencapai minus 10 derajat celsius di bawah nol.

Acara tersebut diakhiri dengan foto bersama seluruh siswa-siswi yang kaya prestasi itu dengan Kadisdik Aceh dan Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin yang populer dengan julukan Teungku Agam. (*)

Editor : browar67

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun