Ke ruangan ini juga akan didatangkan tutor atau mentor yang akan menempa dan meng-upgrade pengetahuan serta keterampilan para siswa.
Selain itu, Marthunis juga merencanakan pemanfaatan ruang yang tidak terpakai di Gedung B Disdik Aceh untuk mendukung kegiatan serupa. Misalnya, untuk kelompok musik, drama, dan tari.
Marthunis juga menyampaikan rencana pelaksanaan berbagai kompetisi dan asesmen untuk meningkatkan daya saing siswa. Hal ini bertujuan mengasah potensi terbaik yang dimiliki oleh anak-anak Aceh agar lebih unggul dalam berbagai kompetisi di tingkat nasional, bahkan internasional.
"Dengan menyediakan fasilitas yang mendukung dan membangun kolaborasi yang baik, kami optimis pendidikan di Aceh dapat berkembang lebih baik, sehingga anak-anak Aceh dapat mencapai potensi terbaik mereka," imbuhnya.
Peluncuran CLS ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang inovatif berbasis digital. Dengan dukungan penuh dari DPR Aceh dan berbagai pihak lainnya, Marthunis mengharapkan kolaborasi ini mampu membawa pendidikan Aceh menuju masa depan yang lebih cerah.
Selain itu, kemampuan anak-anak Aceh dalam berinovasi serta memenangkan lomba di tingkat nasional dan internasional semakin lebih terasah dengan adanya CLS ini.
"Insyaallah dengan belajar dan berlatih intensif di Co-Learning Space ini, anak-anak Aceh yang juara 2 atau 3 nasional, nanti akan meraih juara 1 semua," kata Marthunis menyemangati.
Gunting pita
Peresmian CLS bergaya modern dan sesuai selera kaum milelial itu ditandai dengan pengguntingan pita di depan pintu masuk CLS oleh Kadisdik Marthunis dan Ketua Komisi VI DPRA, Nazaruddin.
Setelah itu, seluruh hadirin masuk ke ruang CLS untuk menyaksikan berbagai aktivitas kelompok siswa. Ada yang berasal dari SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, dari SMA TNA Fatih Bilingual School, SMA Modal Bangsa, SMA Lab School, dan lain-lain.