"Segala upaya untuk meningkatkan pendidikan di Aceh, kami dukung penuh, termasuk pendirian Co-Learning Space ini," tegasnya.
Ia menilai pentingnya perhatian serius terhadap pendidikan di Aceh, terutama untuk mengatasi ketertinggalan Aceh dari provinsi lainnya di Indonesia.
"Kami DPR Aceh tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga akan membentuk panitia khusus untuk merancang strategi memperbaiki pendidikan Aceh. Kolaborasi erat antara DPR, pemerintah, dan tokoh pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencapai kemajuan bersama," tambahnya.
Nazaruddin menegaskan komitmen DPR Aceh dalam mendukung program-program pendidikan, termasuk pendidikan luar biasa (SLB) di Aceh.
Sementara itu, Marthunis DEA dalam pidatonya memaparkan berbagai langkah strategis yang sedang dan akan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh.
Ia mencontohkan keberhasilan pendidikan di Sabang saat Sabang dipimpin Nazaruddin, Â menunjukkan hasil yang lebih baik dalam bidang numerasi dan aspek lainnya dibandingkan daerah lain di Aceh.
Marthunis menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam membangun pendidikan berkualitas.
"Pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kemuliaan pada anak-anak Aceh," ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Aceh, kata Marthunis, salah satu inovasi baru yang diperkenalkan adalah collaborative learning space, sebuah ruang kreatif yang dirancang untuk mendukung siswa dalam berkreasi dan berkolaborasi.
"Tujuannya adalah menyediakan ruang yang lebih baik dan aman bagi siswa untuk belajar dibandingkan dengan tempat-tempat seperti warung kopi yang tidak bebas dari asap rokok bahkan judi online," jelasnya.
Fasilitas ini, lanjut Marthunis, memungkinkan siswa untuk berkolaborasi sesuai minat, seperti olimpiade sains, matematika, musik, atau drama.