Sastrawan Okky Madasari menantang anggapan tersebut lantaran beliau cenderung menempatkan makna intelektualisme sebatas kemampuan berpikir dan abstraksi.
Menurut Okky, tolak ukur dari kerja intelektual tidak sebatas kemampuan berpikir dan berabstraksi, namun juga kesadaran serta keterlibatan secara nyata dalam masyarakat.
“Bukan hanya persoalan di diri penulis, tetapi ada persoalan di luar penulis yang membentuk intelektualisme dan wajah sastra,” ujar penulis novel yang lekat akan kritik sosial itu. (BJ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H