Mohon tunggu...
Bintang Ach
Bintang Ach Mohon Tunggu... Tutor - -sub

24 y.o, currently English educator | www.ach-bookforum.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Danur 2 Maddah, Tentang "Dia" yang Tidak Mau Disebutkan Namanya

9 April 2018   22:03 Diperbarui: 9 April 2018   22:20 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan mereka dengan Risa, meski terbilang aneh, namun cukup meninggalkan kesan. Didukung dengan alunan lagu boneka abdi yang terselip di beberapa bagian, sangat membuat penonton terngiang-ngiang setelahnya. Yah, mungkin hadirnya kelima hantu kecil ini sebagai penolong dalam setiap masalah yang dialami Risa.

Tapi kembali lagi, aku kurang bisa menemukan di bagian mana mereka bisa disebut sebagai penolong tersebut.

Lalu, tokoh lain seperti Tante Tina, aku rasa juga tidak memiliki porsi lebih. Dalam maksud begini, di film ini, konflik utamanya ada di dalam keluarga Tante Tina (Sophia Latjuba) dan Om Ahmad (Bucek Depp).

Saat Risa dan Angki (Shawn Adrian) merasa ada sesuatu yang salah---yang dikaitkan dengan hal supranatural---terjadi pada Om Ahmad, aku berharap akan ada serentetan teror yang mengusik keluarga itu. Terutama Tante Tina. Aku berharapnya Tante Tina lah yang menjadi 'sasaran empuk' teror tersebut.

Jika hal itu terjadi, hadirnya Tante Tina di sini pun tidak akan terasa percuma, bahkan kualitas aktingnya pun akan tereksplor secara maksimal. Lebih dari hanya sekedar menjerit-jerit di lantai tempat tidur. I'm sure that she can do better than that. Namun rupanya tidak demikian.

Sepanjang film, cerita hanya berpusat pada sudut pandang Risa, si tokoh utamanya. Kita tidak diberi ruang luas untuk mengetahui cerita dari sudut pandang lain. Sehingga aku merasa ceritanya agak sempit untuk dilihat dari berbagai sisi.

Ivanna, Sosok Hantu Iconic yang Cantik, Lucu, dan Seram di Saat Bersamaan

Jika di film DANUR pertama, kita akan bertemu dengan sosok hantu bernama Asih, namun beda halnya di film ini. Kita akan berkenalan dengan sosok hantu Belanda cantik bernama Ivanna---lebih cantik dari Asih tentunya. Gaya berpakaian Ivanna yang sangat khas---aku tidak tahu persis apa gaya dan model pakaian yang dikenakan Ivanna.

Namun sekilas, kita bisa melihat, sebuah gaun Belanda bergaya kuno dengan warna pastel yang dihiasi oleh sentuhan motif bunga dan motif rumit lainnya, yang sulit untuk kudeskripsikan.

Penampilan Ivanna yang mungkin bisa dibilang khas ini, membuat penonton tidak mudah lepas dari bayang-bayangnya. Ditunjang dengan suara ketawanya yang keras dan cenderung seperti berteriak di tiap ujungnya, membuatnya seram secara keseluruhan. I mean, tidak hanya seram secara visual saja.

Dalam beberapa pengambilan adegan, aku benar-benar bisa melihat seperti apa seramnya Ivanna dengan balutan khasnya tersebut. Bagian yang paling kusuka adalah tiap kali kamera mengambil gambar Ivanna yang sedang berdiri dari jarak yang cukup jauh. I'm so scared, swear! Apalagi saat ia sedang berdiri di depan pavilion, dibawahi oleh remangnya lampu malam, dan asap yang beterbangan di sekitar, I was like; oh, this movie has made a very good change!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun