Kisah Buya dalam novel ini hendak menyadarkan semua pembaca bahwa tiap anak memiliki keunikan dalam belajar, bersosialisasi atau menjalani kehidupan. Jangan antipasti terhadap anak-anak yang dianggap nakal. Hindari terburu-buru memvonis anak tersebut tidak akan sukses di masa depan. Buya mengalami semua proses. Jatuh bangun dalam kehidupan membentuk Buya hingga menjadi ulama dan penulis besar bangsa Indonesia.
Kepribadian Buya terbentuk melalui beragam buku yang dibaca, beragam tempat yang dikunjungi, dan perjumpaan dengan beragam tokoh dalam serta luar negeri. Gagasan dan kiprahnya di bidang pergerakan dan pembaharuan Islam diakui hingga ke luar negeri. Buya pun dipromosikan untuk mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar, Mesir (hlm. 541). Tak berhenti di situ.  Buya  mendapat pengukuhan sebagai guru besar dari Universitas Moestopo Beragama, Jakarta.
Penutup
Novel Buya Hamka karya Haidar Musyafa ini memberi perspektif yang sedikit berbeda dalam memahami kehidupan Buya. Penulis novel merunut kisah penting dalam hidup Buya. Haidar sebagai penulis novel meriset kehidupan Buya dari sekitar 12 buku.Â
Namun ia mengakui bahwa novel ini bukan merupakan hasil dari riset sejarah murni. Sedikit kekurangan novel ini adalah berjejalnya banyak data-data sejarah, yang dampaknya di bagian tertentu mengurangi nilai estetis sebuah novel.Â
Pilihan penulis novel menyajikan dalam ragam bahasa populer memang sesuai target pembacanya, yakni generasi muda. Selain itu, patut dipertimbangkan dalam cetakan edisi berikutnya dapat pula disediakan sekitar 5-10 halaman yang memuat foto-foto penting dalam kehidupan Buya.
Runtutan peristiwa penting dalam hidup Buya dalam novel akan memberikan informasi ragam kiprah kehidupannya sehingga para pembaca dari semua kalangan usia dapat mengetahui secara lengkap jejak Buya, yang bernama lengkap, Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah sebagai jurnalis, budayawan, sastrawan, politisi, pendidik, dan ulama besar baik sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.
Berikan pada anak kebebasan berpikirÂ
dan tuntunlah dia di dalam kebebasan.Â
Jangan dipaksakan, anak-anak menerima pelajaranÂ
yang tidak sesuai dengan bakatnya,Â